Minggu Sesudah Natal
Renungan Malam, 28 Desember 2020

KJ. 122 : 1 – Berdoa

Yohanes 1:12 – 13
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (ay.12)

Kata kuasa dalam Injil Yohanes berarti hidup di bawah kendali/kekuasaan. Dengan kata lain, menjadi anak Allah berarti berada dibawah kendali/kekuasaan-Nya.

Hidup sebagai anak-anak Allah punya keuntungan tersendiri. Pertama, kita hidup dalam pemeliharaan Allah. Kita ingat apa yang pernah Tuhan Yesus katakan, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! la akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Mat.7:11). Kedua, kita hidup dalam perlindungan Allah. Tuhan Yesus pernah berdoa kepada Bapa, “ tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat” (Yoh.17:15). Dalam kata-kata-Nya ini, kuasa sebagai anak-anak Allah dapat dipandang sebagai jaminan-Nya atas kehidupan kita. Oleh karena Dia menjadikan kita sebagai anak-Nya.

Kuasa itu diberikan kepada mereka yang menerima-Nya. Menerima di sini berarti percaya di dalam nama-Nya. Dalam kebudayaan Yahudi maupun Yunani, nama itu punya arti yang penting. Nama bukan sekadar sederet huruf, melainkan menunjuk pada suatu keberadaan. Nama itu adalah pribadi. Percaya dalam nama-Nya berarti yakin pada keberadaan-Nya, pada pribadi-Nya.

Menerima-Nya juga memiliki makna diperanakkan dari Allah. Bukan berarti diperanakkan dari darah atau daging, melainkan dari Roh (Yoh.3:6). Bukan pula diperanakkan secara jasmani, melainkan rohani. Inilah yang disebut dengan lahir baru, ketika Seseorang terus menerus berproses di dalam Roh Allah (Kol.3:10).

Dengan demikian, kuasa yang dimaksud di sini tidak sama dengan kesaktian, melainkan menerima naungan-Nya dan berproses di dalam Roh-Nya untuk semakin setia serta taat. Marilah kita arahkan diri untuk hidup di dalam kuasa Allah.

KJ. 122 : 2

Doa : (Bapa yang Mahabaik, syukur atas karunia-Mu yang mengangkat kami sebagai anak-Mu. Mohon bimbinglah kami, agar hidup benar di hadapan-Mu)