Minggu Sesudah Natal
Renungan Pagi, 30 Desember 2020
♪KJ.100 : 1 – Berdoa
1 Tawarikh 28 : 1-3
Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku (ay.3)
Daud mengalami karya Tuhan yang sungguh nyata. Tuhan memilihnya menjadi raja serta mengaruniakan keamanan pada seluruh wilayah Israel di bawah kepemimpinannya. Karena itu, ia terpanggil untuk membangun suatu tempat yang disebutnya Rumah Tuhan. Daud menyebutnya juga sebagai rumah perhentian tabut perjanjian Tuhan dan tempat tumpuan kaki-Nya.
Namun demikian, Tuhan menyatakan, bahwa bukan Daud yang akan mendirikan tempat itu. Alasannya, karena Daud adalah seorang prajurit dan telah menumpahkan banyak darah. Nampaknya, Tuhan hendak menjaga kesucian Rumah-Nya sejak awal mau dibangun. Tuhan tidak mau orang yang membangun-nya banyak bersentuhan dengan mayat. Dalam hukum Imamat, seseorang dikatakan najis dan dilarang masuk dalam Bait Tuhan, apabila bersentuhan dengan mayat.
Kekudusan adalah syarat utama untuk menghadap Tuhan. Syukur kepada Tuhan, karena oleh darah Anak-Nya kita memperoleh jalan masuk untuk menghadap hadirat-Nya melalui Yesus Kristus, Juruselamat yang kudus. Itulah mengapa Yesus berkata, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh.14:6). Melalui Yesus Kristus, kita dibenarkan sebagai umat kudus kepunyaan Allah.
Kekudusan ini juga yang membawa kita pada tugas pelayanan yang diberikan Tuhan untuk diamalkan. Sama seperti kalangan imam yang ditentukan oleh Tuhan untuk melayani di Bait-Nya, maka kita pun dipilih oleh-Nya guna melaksanakan panggilan dan pengutusan di dunia. Bagi Daud, Bait Tuhan yang akan dibangun adalah tumpuan kaki-Nya. Bagi kita, seluruh dunia ini adalah tumpuan kaki-Nya. Bukankah itu yang difirmankan-Nya melalui nabi Yesaya dalam Yesaya 66:1? Biarlah semua orang kudus-Nya melayani Dia dengan segenap hati.
♪KJ.108 : 1,2
Doa : (Tuhan Yesus, puji syukur Engkau telah menguduskan kami. Mohon mampukanlah kami untuk selalu bersikap sebagai umat yang kudus di tengah dunia ini)