Minggu I Sesudah Epifani
Renungan Malam, 13 Januari 2021
♪KJ.327 : 1,2 – Berdoa
Mazmur 104 : 22 – 23
Manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang (ay.23)
Kisah Penciptaan bukan hanya tentang membuat sesuatu ada dan cara memeliharanya, tetapi juga mengenai sistim topang-menopang kehidupan. Pada renungan Selasa malam yang lalu, sistim topang-menopang kehidupan tersebut sudah dibahas sedikit. Perikop malam ini kembali menyingkapkan sistim tersebut. Sistim tersebut penting, tetapi sering diremehkan dan dilupakan, karena manusia lebih mengikuti kehendak bebas mereka atau terpenjara di dalam banalitas rutinitas. Banyak hal dilakukan orang dalam dua situasi: kehendak bebas dan banalitas rutinitas. Contoh: rutinitas formal pebisnis yang memiliki sejumlah agenda rapat sampai tengah malam, dan kegiatan informal seperti kumpul-kumpul di warung atau cafe sampai larut malam, bahkan pagi baru pulang ke rumah, dll..
Firman Tuhan malam ini menyingkapkan sistim topang-menopang kehidupan dalam bentuk manajemen waktu dan fungsinya. Secara khusus disebutkan, bahwa matahari terbit itu menjadi penanda bagi manusia untuk bekerja. Manusia kembali saat petang, ketika matahari mulai terbenam. Hal ini sangat sederhana dan sepele. Namun demikian, hal sederhana dan sepele ini menyingkapkan suatu sistim topang-menopang kehidupan.
Dunia kedokteran dapat menolong kita memahami sistim tersebut. Dari dunia kedokteran, kita mengenal frase body clock yang menjelaskan, bahwa tubuh manusia sebagai ciptaan Tuhan tersusun di dalam sistim topang-menopang kehidupan yang saling memenga-ruhi. Dari body clock, setiap kita diajarkan tentang manajemen waktu tubuh . Misalnya: pagi hari adalah waktu yang baik untuk bekerja, dan malam saatnya istirahat. Sistim topang-menopang tersebut membuat tubuh manusia menjadi sehat dan berfungsi normal sesuai jadwal, tapi sering dilanggar. Akibatnya, kesehatan dan aktivitas terganggu, serta keuangan terkuras untuk kesehatan. Karena itu, Firman Tuhan mengajak kita untuk menghargai sistim tersebut. Kehendak bebas dan banalitas rutinitas perlu ditinjau dengan menggunakan sistim tersebut.
♪KJ.327 : 4,5
Doa : (Bapa, kami memerlukan dan memohon hikmat-Mu untuk mengelola kehendak bebas serta mengusahkan diri keluar dari banalitas rutinitas, juga tidak meremehkan sistim topang menopang dalam tubuh)