Minggu II Sesudah Epifani
Renungan Malam, 22 Januari 2021

♪KJ. 148 : 1,2 – Berdoa

Yohanes 9:13 – 23
Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: “Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu? ”Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi (ay. 17)

Ibu Damai bertanya, “Lho! Rappan, kenapa itu terpasang plester di lututmu?” Rupanya Rappan, anaknya, jatuh dari sepeda dan ditolong Kak Dewi, perawat yang indekos di daerah mereka. Mas Sotong tetangga berkata, “Waduuuh! Dewi itu perawat, bisa nularkan virus corona lho!” Mbak Cumi, tetangga lain menyahut, “Dewi itu kerjanya di RS Mata, juga nggak batuk kok!” Pak Hiyu ikut nimbrung, “Biarpun nggak batuk, orang sehat juga bisa jadi pembawa virus, lho!” Dua hari berselang dan tersiarlah kabar, bahwa perawat Dewi, mengidap dan menularkan virus corona.

Perikop ini tentang para tokoh agama dan anggota masyarakat yang beradu argumen. Kelompok pertama berargumen, bahwa pelanggar hari Sabat adalah lawan Allah. Kelompok kedua secara retorik menyanggah dengan cara menganalisis soal, bahwa orang berdosa tidak memiliki kuasa menyatakan mujizat (ay.16). Kelompok ketiga seperti orang tua Celidonius. Meskipun terkesan cari selamat, mereka adalah korban stigma dan dugaan sebagai pendosa yang berusaha bertahan dalam tekanan massa (ay.20-23). Kelompok keempat adalah Celidonius yang mengaku, bahwa Yesus adalah nabi. Pengakuan ini merupakan hal serius, karena menggugat konsep umum mesianik yang dipatri dalam model raja seperti Daud, atau nabi seperti Musa atau Elia.

Saudaraku, perikop pelik mengungkap banyak masalah yang mengelindan jadi satu. Sebenarnya, berbeda pendapat itu hal biasa, sejauh ada prinsip dan maksud yang baik. Kadangkala kita dalam situasi di atas, tidak lagi fokus pada maksud utama dari peristiwa, tetapi mencari-cari masalah. Alih-alih merasa diri paling benar, jadikan argumentasi sebagai ruang saling menguatkan dan memperkaya cara pandang, bukan bahan baru untuk rumor dan hoaks. Selamat jadi rahmat!

♪KJ. 148 : 4,8

Doa : (Tuhan Yesus, mohon berilah kami kuasa untuk bersaksi tentang nama-Mu)