Minggu IV Sesudah EPifani
Renungan Pagi, 3 Februari 2021
♪GB.325 : 1– Berdoa
Amsal 20 : 1 – 3
“Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak” (ay.3)
Ada seorang teman yang sedang mengetik tugas di laptop miliknya, disaat dia sedang berkonsentrasi tiba-tiba laptopnya mati (‘hang’). Karena kesal dia marah. Tanpa di sengaja ketika dia marah gelas minuman yang ada disamping laptopnya tersenggol badannya dan mengakibatkan laptopnya basah, sehingga menjadi rusak. Dari cerita ini kita bisa melihat bahwa amarah itu terkadang sangat merugikan bahkan cenderung membuat manusia lebih menderita. Namun bukan berarti kita tidak boleh marah. Marah boleh selama kita bisa mengendalikan diri artinya tidak membuat kita dikuasai oleh hawa nafsu. Yang pasti perlu diingat bahwa marah bisa membuat orang lebih susah dan bahkan dapat membawa manusia dalam dosa.
Penulis Kitab Amsal mau mengingatkan kita akan hal itu dalam bacaan pagi ini. Amarah bisa membuat orang seperti orang mabuk yang tidak bisa mengontrol diri dan singa muda yang ganas dan hilang akal bahkan merugikan orang lain juga.
Pagi ini sebelum memulai aktivitas, penulis kitab Amsal mengingatkan kita bahwa amarah itu berpotensi menjadi bencana bagi kita. Dalam kehidupan yang kita jalani, selalu terbuka kemungkinan bagi kita untuk marah (di rumah, kantor dan di jalan). Mari belajar mengendalikan emosi dan memohon hikmat dari Allah agar kita tidak jatuh kedalam pencobaan dalam aktivitas hari ini. Ingatlah Rasul Petrus pernah berkata bahwa lawan kita si Iblis senantiasa mengawasi kita dan mencari celah, seperti singa yang siap menerkam kita (I Petrus 5 : 8). Jangan sampai amarah kita menghanguskan kita dan orang-orang yang ada di sekeliling kita.
♪GB.325 : 2
Doa : (Ya Allah kami menyadari keterbatasan diri kami dalam menahan emosi kami, karena itu sertailah kami dalam beraktivitas dihari ini, agar kami dapat mengendalikan diri dengan bijaksana)