MInggu IV Sesudah Epifani
Renungan Malam, 4 Februari 2021

♪KJ.27 : 1– Berdoa

Amsal 20 : 8 – 10
“Siapakah dapat berkata: ‘Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?” (ay.9)

Mungkin kita pernah mendengar istilah “penjahat kambuhan”. Arti dari kata ini adalah penjahat yang baru dibebaskan dari Lembaga Permasyarakatan tetapi kemudian melakukan kejahatan lagi. Sering juga disebut dengan istilah ‘residivis’. Kalau merujuk pada istilah ini, bisa kita katakan bahwa ada kemungkinan seseorang ‘kambuh’ melakukan kejahatan sama seperti penyakit. Demikian halnya dengan dosa, manusia sering berkata sudah bertobat dan berusaha bertobat namun tetap saja melakukan kesalahan lagi atau jatuh dalam dosa lagi.

Penulis kitab Amsal mengungkapkan secara tidak langsung bahwa pengampuan dosa dan pembaharuan seseorang dari kejahatan tidak dapat dilakukan semata-mata hanya oleh kekuatan manusia. Tidak seorangpun dapat menyembunyi-kan dosanya di hadapan Allah. Allah yang Maha-adil dan Maha-kuasa melihat dari tempat-Nya bersemayam segala kejahatan manusia. Karena itu penting bagi kita untuk dengan penuh sesal dan kerendahan hati datang kepada Allah memohon pengasihan-Nya. Hanya dengan pertolongan Roh Kudus dan hikmat-Nya, manusia dapat belajar dari kesalahannya dan menjauhkan diri dari dosa.

Saudaraku yang terkasih, kita harus menyadari bahwa kita rentan terhadap dosa dan godaannya yang mengakibatkan keberdosaaan kita dihadapan Allah. Hanya kasih Allah yang agung di dalamYesus yang dapat memampukan kita ditahirkan dari dosa, dan oleh pertolongan Roh Kudus semata kita dapat menyadari keberdosaan kita dan untuk kemudian bertobat. Karena itu marilah senantiasa mendekat kepada Allah agar kita tidak kambuh lagi berbuat dosa dan kita tidak binasa.

♪KJ.27 : 2

Doa : (Bapa, yang baik kami menyadari keberdosaan kami dihadapan-Mu, dan memohon pengampunan juga penyertaan-Mu agar kami tidak tersesat dalam kegelapan dosa)