Minggu V Sesudah Epifani
Renungan Pagi, 10 Februari 2021
♪KJ.452 : 1,5 – Berdoa
Lukas 11 : 5-8
Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya, karena orang itu adalah sahabatnya…, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. (ay.8)
Di zaman sekarang ketika kita membuat perjalanan yang jauh, kita dapat mampir di rest area untuk beristirahat maupun makan minum bila itu diperlukan. Dapat pula kita istirahat di rumah teman, atau bermalam di hotel sebelum melanjutkan perjalanan berikutnya. Berbeda dengan kondisi Palestina di zaman Yesus. Cuaca pada siang hari begitu panas dan melelahkan sehingga untuk membuat perjalanan jauh, orang dapat memilih berangkat sore ataupun malam hari.
Teks ini membicarakan tentang apa yang diajarkan Yesus melalui sebuah perumpamaan tentang seseorang yang hendak menjamu sahabatnya di malam hari. Sebagai sahabat yang baik pasti ia akan mempersiapkan sesuatu dengan baik sebab bagi orang Yahudi, memberi tumpangan adalah salah satu hukum yang tidak tertulis, namun dipraktekan pada umumnya. Sahabat tersebut lalu pergi kepada tetangganya untuk meminjam tiga ketul roti. Sekalipun tetangganya sudah tidur, ia akan bangun juga untuk memberikan apa yang diperlukan. Hal ini mau mengajarkan bahwa jika di tengah malam manusia dapat mengabulkan permintaan sahabatnya, apalagi Bapa kita yang di Sorga? Perumpamaan ini sedang mengajarkan tentang hal pengabulan doa. Doa yang tiada jemu dan tidak merasa malu untuk meminta pertolongan Allah dengan sikap pasrah kepada-Nya. Permintaan yang disertai iman akan membuka pintu rahmat Tuhan atas apa yang kita perlukan.
Mari menjalani seluruh kehidupan di sepanjang hari ini dengan tetap setia membangun komunikasi bersama Allah. Mari bertekun menghampiri hadirat Nya dan mengimani janji setia-Nya. Aminkan berkat kemurahan-Nya, maka saudara akan menikmati jawaban doa yang luar biasa.
♪GB.300 : 1,2
Doa : (Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengimani janji setia-Mu dan terus bertekun dalam doa)