Minggu V Sesudah Epifani
Renungan Malam, 14 Februari 2021

♪KJ. 459 : 1– Berdoa

Yohanes 2 : 18-21
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, … (ay.20).

Setiap keluarga memiliki keunikan. Bahkan setiap orang dalam keluarga juga berbeda. Betapa peliknya mengatur suatu persekutuan walaupun sekecil unit keluarga. Bayangkan jika saudara seorang pendeta dipanggil Tuhan memelihara jemaat-Nya berjumlah seratus keluarga dengan jumlah jiwa tiga ratus orang dengan perbedaannya. Sudah dapat dipastikan menguras pikiran dan tenaga. Apalagi jika mulai muncul konflik karena keberagaman umat. Rasul Yohanes mengingatkan umat binaannya bahwa saat ini telah bangkit banyak antikristus dalam umat ini.

Rasul Paulus pernah mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang ancaman orang-orang seperti ini. Sebab sebelum hari itu, haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah (lih. 2 Tes. 2:3b,4). Tentu saja para antikristus ini sangat mengancam persekutuan umat, namun Yohanes menyatakan bahwa walaupun mereka termasuk sebagai bagian dari umat waktu itu, justru menjadi bukti bahwa mereka tidak termasuk pada umat sejati. Mengapa demikian? Apakah buktinya? Perbedaannya adalah bahwa umat yang tetap berada dalam komunitas umat sejati, adalah umat yang telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan mereka tetap memelihara kebenaran Ilahi. Apabila saudara telah diurapi oleh Yang Kudus yaitu Roh Kudus sebagaimana dinyatakan dengan penumpangan tangan pada peristiwa khusus seperti Baptisan Kudus, Peneguhan Sidi, Peneguhan Pendeta dan Presbiter sebagai realitas kekudusan Ilahi yang mengalir kedalam hidup saudara sebagai kebenaran yang sesungguhnya, jangan sekali-kali menggantikannya dengan dusta, karena tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

♪KJ. 459 : 2

Doa : (Tuhan, mampukan kami memahami dan melakukan kebenaran-Mu dan berjanji untuk membuang segala dusta)