Minggu V Sesudah Epifani
Renungan Pagi, 14 Februari 2021

♪KJ. 398 : 1 – Berdoa

1 Yohanes 2 : 7 – 17
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. (ay. 17)

Setiap hari kita berkomunikasi. Contoh komunikasi dalam keluarga, (ay.17) yang terjadi di pagi hari yang menyenangkan, adalah ketika sang ibu berkata, “Selamat pagi nak”, sambil memeluknya. Kemudian sang ayah menciumnya sambil berbisik, “Tuhan memberkatimu hari ini, nak”. Komunikasi yang menyenangkan bukan? Komunikasi yang bukan basa-basi. Komunikasi yang tidak saja mengasah akal budi, tetapi juga menyentuh hati nurani, moralitas rohani.

Melalui suratnya, Yohanes menyapa keluarga besar umat binaan-nya dengan dua perintah. Pertama, perintah lama, yaitu tentang persekutuan dengan Bapa dan Anak-Nya, yang telah dialami para rasul serta disaksikan kepada mereka (band.1:1-5). Kedua, perintah baru yaitu menghindari kebencian pada setiap saudara dan mengga-lang kasih sayang kekeluargaan sesama umat Tuhan, sebagai pertanggungjawaban spiritualitas. Hal ini dilukiskan sebagai kege-lapan yang sedang menjauh. Itu berarti, terang kebenaran sedang menerangi jalan kehidupan. Terang kebenaran itu membuat orang tidak menjadi buta tanpa arah.

Melalui suratnya Yohanes pun menyampaikan perintah baru kepada anak anak. Ia menyatakan, bahwa dosa mereka sudah diam-puni. Hal tersebut memungkinkan mereka lebih mengenal Sang Bapa. Dengan firman-Nya, mereka mampu mengalahkan kejahatan. Kepada bapa-bapa yang telah mengenal Tuhan sejak awal, dinasihati agar menghindari keinginan daging, terutama yang ber-mula dari mata dan keangkuhan hidup duniawi. Sebaliknya, mereka didorong untuk melakukan perintah Tuhan dan hidup selamanya di dalam kehendak-Nya.

Konsultasi Teologi GPIB tahun 2016-2017 di enam sentra wilayah telah menambah pemahaman Gereja sebagai Rumah Besar (2.Timotius 2:20). Selain itu juga mengajak GPIB untuk meningkatkan kepedulian pada sesama dengan saling menyalurkan kasih sayang yang berkelanjutan. Hidup di dalam sopo godang (Batak), rumah gadang (Minang), betang (Dayak), rumah panjang, dan baileo (Maluku) merujuk pada sukacita bernaung di bawah rumah besar bersama yang memiliki komunikasi spiritual saling membangun berdasarkan kehendak-Nya.

♪KJ. 398 : 3

Doa : (Tuntunlah kami dengan kuasa-Mu, Tuhan, agar kami hidup patuh pada kehendak Mu sepanjang waktu-Mu)