Hari Minggu V Prapaskah
Renungan Pagi, 28 Februari 2021
♪GB.284 : 1,2 – Berdoa
1 Tesalonika 1 : 1-10
… tetapi di semua tempat telah tersebar kabar tentang imanmu kepada Allah… (ay. 8b)
Jemaat di Tesalonika memberikan kesan yang mendalam bagi rasul Paulus. Paulus bersyukur, bahwa jemaat bertumbuh dalam iman, hidup dalam kasih dan pengharapan. Mereka membuka diri terhadap Roh Kudus. Mereka menjadi teladan. Dulunya mereka adalah penyembah berhala. Lalu mereka melayani Tuhan. Menanti kedatangan Tuhan di masa kini, memanggil jemaat untuk tetap hidup dalam iman, meskipun diperhadapkan pada penderitaan dan penolakan di tengah masyarakat.
Penderitaan yang dihadapi tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang. Antara kekinian dan kekekalan, kita berada di tengah tantangan iman dan penderitaan yang bisa membuat terguncang atau barangkali mundur. Bisa jadi kita berdiam diri, malas, enggan mengambil bagian dalam persekutuan jemaat.
Mari belajar dari jemaat Tesalonika yang bersinar bagi sekelilingnya. Mereka tetap setia beriman di tengah tantangan yang ada. Mereka hidup dalam kuasa Kristus. Mereka menyampaikan Injil dengan hidup dalam kesetiaan beriman.
Jemaat Tesalonika mengalami tekanan dan penindasan yang berat (lihat Kisah Para Rasul 17:1-9). Kebenaran Firman yang diterima tentang keselamatan dalam Yesus Kristus, mengubah dan membentuk mereka. Mereka yang tadinya penyembah berhala lalu menyembah Tuhan Yesus Kristus. Mereka menjadi persekutuan yang taat serta mengalami pertumbuhan iman. Bahkan iman mereka tersebar dan dipancarkan bagi orang-orang di sekitarnya. Artinya, jemaat Tesalonika berada dalam pertumbuhan dan pertambahan. Yang berikutnya, mereka hidup dalam kasih Kristus serta berpengharapan akan kedatangan-Nya. Jadi antara kekinian dan kekekalan, jemaat Tesalonika tetap setia mempertahankan iman. Biarlah kita sebagai jemaat GPIB, yang hidup dalam kekinian menuju kekekalan, juga mengalami pertumbuhan iman yang terus menerus.
♪GB.284 : 3
Doa : (Bapa di surga, tolong kami mengisi masa kini sesuai dengan kehendak-Mu sehingga kekekalan menjadi bagian kami)