Minggu I Prapaskah
Renungan Malam, 1 April 2021
♪KJ.167 : 1,2 – Berdoa
Matius 27 : 27 – 31
Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala Nya. (ay.30)
Bekerja keras dan mendapat hasil adalah model hidup masa kini; mereka yang bekerja keras layak mendapat penghargaan. Ti-dak ada penghargaan dan pengakuan bagi mereka yang malas ber-kreasi. Bekerja keras dan mendapat hasil adalah wajar, tidak istime-wa, sebab bukankah demikian dalil kehidupan. Konsep hidup demi-kian tidak selaras dengan karya keselamatan di dalam Yesus.
Perjalanan Yesus ke salib semakin dekat dan semangat memati-kan karya-Nya begitu kuat. Salah satu cara ampuh mengalahkan-Nya adalah menghina dan merendahkan martabat-Nya. Tindakan dan usaha ini harus mendapat restu para imam. Menghina Yesus hendak memperlihatkan besarnya otoritas para imam dan digdaya kekuasaan yang ada. Seluruh keadaan yang dialami Yesus bukan-lah tanda bahwa manusia sangat istimewa, sebab pada dasarnya semua manusia telah jatuh dalam dosa. Karya keselamatan Yesus mahal, bernilai tinggi serta cuma cuma. Kisah penderitaan Yesus yang berpuncak pada salib adalah bukti kasih-Nya yang besar pada manusia (Yoh.3:16). Jadi, patut kita pahami bahwa tindakan kesela-matan-Nya diwujudkan cuma-cuma, tetapi bukan murahan. Cuma-cuma, tapi tidak percuma, sebab penderitaan yang dialami-Nya ser-ta keselamatan yang dilakukan-Nya adalah pasti.
Firman Tuhan ini menolong kita memahami karya keselamatan-Nya yang tidak dapat dibayar dengan amal baik. Penghinaan dan kekerasan yang dialami-Nya tidak tergantikan oleh kemampuan manusia, dan didasarkan pada kuasa yang menghidupkan dan bukan mematikan, sehingga karya keselamatan-Nya tidak terukur dan tidak terurai oleh kemampuan nalar manusia. Semua penderitaan-Nya bukan karena Tuhan layak menderita atau manusia demikian istimewa, namun oleh kasih-Nya yang memulihkan. Keistimewaan manusia terletak dalam tindakan-Nya yang mengasihi manusia se-bagai tanggapan atas anugerah-Nya dan mengasihi sesama adalah jawaban atas kasih-Nya. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih lelah kita tidak sia-sia.
♪KJ.167 : 4,6
Doa : (Tuhan, ajarlah kami mensyukuri setiap anugerah-Mu, sehingga kami memperoleh hati yang mampu menimbang segala perkara)