Jumat Agung
Renungan Malam, 2 April 2021
Perjamuan Kudus

♪KJ.178 : 1 – Berdoa

Matius 27 : 45 – 56
“Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” (ay. 54b)

Pengakuan selalu lahir dari perenungan tentang sebuah peris-tiwa tertentu. Pada dasarnya, pengakuan tidak hanya tentang rasa, tetapi sesuatu yang bersumber dari pengamatan dan perenungan. Mengaku Tuhan itu baik harus didasarkan pada perenungan atas berbagai peristiwa dan pengamatan pada berbagai pengalaman. Jika mengaku tanpa didasarkan pada peristiwa yang dialami, maka itu lemah dan mudah berubah. Pengakuan seharusnya memberi makna pada kehidupan, sebab sebuah pengakuan menjadi pengakuan ketika seluruh hidup seseorang terpengaruh oleh pengakuan tersebut. Jadi mengakui bahwa Yesus sungguh Anak Allah merupa-kan puncak dari pengamatan sang kepala pasukan.

Mengakui Yesus Anak Allah, menunjukkan pengakuan adanya kehidupan. Kematian dengan kekuatan sedemikian besar mengha-dirkan perubahan dalam kehidupan telah ditundukkan oleh kehidup-an, sebab kuasa kehidupan ternyata adalah kuasa yang lebih besar daripada kuasa kematian. Dengan demikian, saat kita mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, pengakuan itu tidak terpisah dari hidup kita. Bahkan, menghasilkan suatu kegairahan untuk menjalani hidup dengan lebih baik, sebab Ia menghadirkan kasih karunia dan kebenaran. Dengan begitu kita mengakui kebenaran yang hidup dan tidak berhenti hanya pada pengakuan secara lisan.

Hari ini kita dihadapkan pada pengajaran bahwa jika kita mengaku Yesus adalah Anak Allah, maka pengakuan itu haruslah dihidupkan dalam kebenaran Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh.1:14). Inilah pengakuan tentang berartinya hi-dup di dalam Yesus Kristus. Pengakuan kita adalah kekuatan untuk meneruskan kehidupan yang telah ditebus-Nya dengan mahal, se-hingga kehidupan kita pun bukanlah kehidupan yang murah, tetapi mahal (1 Ptr.1:18-19). Itulah sebabnya kita perlu terus mengingat pengakuan kita, sehingga kita dapat waspada menjalani hidup yang dianugerahkan berdasarkan kasih karunia-Nya. Hiduplah dalam pengakuan yang memberi makna bagi kehidupan dan rawatlah peng-akuan kita sebagai tanda syukur atas kasih karunia-Nya. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih lelah kita menjalani kehidupan tidak akan sia-sia.

♪KJ.178 : 2

Doa : (Tuhan, kuatkanlah aku dalam pengakuan bahwa Engkaulah Anak Allah)