Sabtu Teduh
Renungan Malam, 3 April 2021
♪KJ.179 : 1,2 – Berdoa
Matius 27 : 62 – 66
…dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya (ay.66)
Keliru memahami suatu peristiwa bisa berujung pada beberapa sikap yaitu: menolak, mengabaikan, dan melupakan peristiwa. Keliru yang salah dimengerti berdampak pada reaksi berlebihan dan tidak tepat. Dalam konteks kubur yang dijaga, sangat terlihat penolakan diwarnai kebencian, karena imam-imam kepala dan orang Farisi masih mengingat perkataan Yesus di Matius 16:21. Tentu ingat an tersebut merisaukan mereka, sebab jika benar Yesus bangkit, maka gugurlah semua kekuasaan mereka.
Imam-imam kepala dan orang Farisi telah berbuat kesalahan bertolak dari pemahaman yang keliru. Kekeliruan pertama: memahami batu dan meterai dapat menggagalkan kebangkitan Yesus. Batu dan meterai dianggap jalan keluar dari kerisauan akibat mengingat perkataan Yesus. Batu dan meterai bisa menghadirkan kete-nangan di tengah kerisauan jiwa, sehingga memberi jawab atas masalah yang mereka alami. Kita pun bisa mengalaminya ketika keliru memahami karya Allah. Kejahatan dan masalah kemanusiaan yang diakibatkan penyakit semakin merajalela seolah membenarkan penolakan mengakui kedaulatan-Nya, padahal mengandalkan diri adalah pengingkaran karya Allah. Setiap pergumulan pun bisa hadir ba-gai batu dan meterai yang tak mampu menghentikan kebesaran Tuhan. Sebab itu, jangan pernah mengabaikan, menolak dan melupakan karya Tuhan, sebab karenya kita merendahkan kuasa-Nya. Kekeliruan kedua: memahami penjaga dapat membatasi, dan menggagalkan kebangkitan Yesus. Kehadiran penjaga menjadi jawaban atas ketakutan pada kebangkitan Yesus. Penjaga bukanlah penentu hidup manusia, sebab itu Sabtu hening menjadi membahana.
Saat mengabaikan kuasa Yesus, membuat kita mengandalkan manusia daripada Tuhan. Mengandalkan manusia secara berlebihan akan menghadirkan petaka. Hindarilah kedua kekeliruan itu, se-hingga kita bisa tiba pada satu kesimpulan bahwa mengandalkan Tuhan dapat menjawab berbagai persoalan, tetapi mengandalkan manusia adalah kelemahan. Maju terus bersama Tuhan Yesus, se-bab dalam persekutuan dengan-Nya jerih lelah kita tidak sia-sia.
♪KJ. 179 : 3,4
Doa : (Tuhan, ajarilah kami untuk tidak membatasi karya-Mu dalam kehidupan kami)