Minggu II Ses. Paskah
Renungan Malam, 12 April 2021

♪KJ.293 : 1 – Berdoa

Mazmur 107 : 23 – 32
Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya …. (ay.31a)

Seorang Ibu kehilangan anaknya yang pergi menghilang tanpa berita. Setelah ia menghubungi pihak-pihak yang berwenang, Ibu itu tiba pada kenyataan bahwa segala usahanya tidak ada hasil. Tak ada petunjuk yang mengarah kepada penemuan anaknya itu. Yang dilakukan oleh sang Ibu sejak itu adalah ia membiarkan pintu rumahnya selalu terbuka dan tidak pernah ditutup. Harapannya adalah bahwa pada suatu waktu anaknya akan pulang ke rumahnya. Ketika itu terjadi ia akan menemukan pintu rumah itu terbuka baginya.

Menggunakan metafora perjalanan seorang pedagang yang berlayar mengarungi lautan luas yang berbahaya, pemazmur menggambarkan ziarah imannya. Lautan luas adalah gambaran kenyataan alam tak terkendalikan dalam pengalaman bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa di sekitarnya. Terhadap kenyataan alam seperti ini, hanya Tuhan yang berkuasa atasnya. Tidak seorang manusia pun yang dapat mengendalikan kenyataan alam ini. Oleh karenanya ketika Musa diceritakan membelah laut agar bangsa Israel bisa menyeberang, itu tanda bahwa Musa adalah seorang yang memiliki kuasa yang berasal dari Tuhan. Karena itu dalam mazmur ini, ketika kekuatan lautan luas bisa diatasi atas seruan mereka kepada Tuhan, maka mereka telah mengalami pengalaman iman dengan Tuhan.

Pengalaman iman seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai pengalaman biasa manusia dengan Tuhannya. Hanya ketika mereka bersandar sepenuhnya pada Tuhan, maka masalah sebesar lautan pun bisa diatasi. Artinya, tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi manusia yang bersandar kepada Tuhan. Tuhan setia pada manusia ketika manusia berada dalam situasi ancaman. Yang Tuhan minta hanyalah kesediaan manusia untuk memohon pertolongan kepada-Nya. Hanya dengan begitu manusia bisa menghayati kesetiaan Tuhan.

♪KJ.293 : 2

Doa : (Ajari kami ya Tuhan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan setia kepada kami)