MInggu II Ses. Paskah
Renungan Malam, 13 April 2021

♪KJ.402 : 1 – Berdoa

Mazmur 111 : 6 – 10
Permulaan hikmah adalah takut akan TUHAN (ay.10)

Seorang gadis datang kepada seorang tua dan bertanya tentang pilihan yang harus dibuatnya terkait hubungan dengan pacarnya yang sudah mempunyai pekerjaan. Dia harus memilih antara menjadi pendeta atau menikah. Pilihannya tidak mudah karena kalau menikah, peluang menjadi pendeta berkurang atau hilang karena harus berumah tangga dan mengurus anak kalau diberkati Tuhan. Kalau menjadi pendeta, pernikahannya pasti akan mendapat halangan akibat tempat tinggal mereka yang terpisah oleh lautan dan pulau. Pilihan baginya adalah mendahulukan Tuhan atau mendahulukan dirinya. Orang tua itu menyarankan gadis itu menjadi pendeta saja dulu. Kalau memang adalah bagian dari rencanaTuhan untuk ia menjadi istri pacarnya itu, hal itu tetap akan terjadi juga.

Takut akan Tuhan dalam mazmur ini adalah awal dari hikmat, bukan pengetahuan seperti dalam Amsal 1: 7a. Hikmat adalah kebijaksanaan kebijaksanaan menjalani hidup dengan segala misteri dan tantangannya. Pengetahuan bisa terbatas pada pengetahuan-pengetahuan yang pasti dan siap pakai ketika sese-orang harus menentukan keputusan atas sesuatu. Hikmat membutuhkan bukan saja pengetahuan, akan tetapi juga pera-saan dan hati nurani (etik). Ditulis dalam bentuk mazmur, hendak menunjukkan bahwa apa yang ditulis ini adalah berdasarkan pengalaman pemazmur sendiri, bukan saja keinginannya.

Tujuh tahun kemudian setelah gadis itu menjadi pendeta di salah satu gereja, ia dengan kekasihnya yang dulu itu memutuskan akan menikah. Pilihan gadis itu untuk mendahulukan Tuhan ternyata tidak bertentangan dengan janji Tuhan. Bukan merupakan keputusan yang gampang pilihan yang harus dibuatnya waktu itu. Ternyata mendahulukan Tuhan berangkat dari keyakinan bahwa Tuhan dapat mengatur yang terbaik baginya. Ini keputusan hikmat. Tuhan menjawab doa orang berhikmat.

♪KJ. 402 : 4

Doa : (Tuntun kami dengan Roh Tuhan agar kami semakin berhikmat, ya Tuhan)