MInggu II Ses. Paskah
Renungan Pagi, 14 April 2021
♪KJ.400 : 1 – Berdoa
Mazmur 121 : 1-8
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi (ay.2)
Pandemi Covid-19 tahun 2020 mempertontonkan runtuhnya teisme agama agama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, baik agama-agama dunia maupun agama-agama lokal. Pemahaman agama-agama tersebut bahwa ilah atau dewa atau sesembahan dari agama-agama itu, apa pun namanya adalah maha kuasa ternyata tidak dapat mengendalikan virus tersebut sehingga tempat-tempat ibadah yang digunakan untuk menyembah mereka semua kosong. Padahal selama ini umat-umat beragama itu sangat yakin akan kemahakuasaan ilah, dewa atau sesembahan mereka. GPIB bahkan harus merumahkan warganya yang berumur di atas 60 tahun dari beribadah di gedung gereja atas anjuran pemerintah. Pemerintah yang “nampaknya” berkuasa.
Mazmur ini harus dipahami dalam konteks pemahaman masyarakat Timur Dekat Kuno waktu itu bahwa pada umumnya, dewa-dewa dari agama-agama itu dipahami berdiam di gunung-gunung sebagai tempat tinggi karena dekat ke langit. Karena bangsa Israel memiliki sejarah yang panjang dengan TUHAN mereka, yaitu Yahweh, yang dipahami bisa membebaskan mereka dari Mesir dengan mengalahkan dewa-dewa Mesir lewat berbagai tulah yag terjadi, maka timbullah keyakinan mereka bahwa Yahweh mereka lebih perkasa dari pada dewa-dewa bangsa Mesir yang adalah bangsa besar ibarat negara adi kuasa kini.
Bangsa Israel memahami bahwa Yahweh mereka lebih berkuasa dibandingkan dewa-dewa yang berdiam di gunung-gunung itu. Kelebihan Yahweh mereka itu digambarkan dengan metafora “Pertolonganku ialah dari Tuhan” digambarkan sebagai pencipta langit dan bumi termasuk gunung, tempat berdiamnya dewa-dewa bangsa lain itu. Dia bukan dewa-dewa yang mati atau yang dibuat dari pahatan manusia, tetapi Tuhan yang hidup. Kata Yahweh berasal dari kata bahasa Ibrani ha’yah yang berarti hidup.
♪KJ.400 : 2
Doa : (Ajari kami untuk percaya pada-Mu sebagai Tuhan yang hidup, bukan kepada ajaran-ajaran gereja atau atribut-atribut agama)