Hari Minggu IV Ses. Paskah
Renungan Malam, 27 April 2021
♪KJ.406 : 1– Berdoa
2 Raja-Raja 12 : 9 – 16
mereka memakainya juga bagi pembelian kayu dan batu pahat untuk memperbaiki rumah TUHAN dan bagi segala pengeluaran untuk memperbaiki rumah itu (ay.12b).
Pembangunan maupun renovasi gedung gereja tentu merupakan hal penting dan baik untuk dilakukan. Substansi gedung gereja adalah agar orang orang percaya dapat mengalami perjumpaan dengan sang Khalik secara komunal melalui proses ritual sehingga setiap orang percaya dapat menjalankan panggilan dan pengutusannya di tengah realitas sosial melalui ibadah aktual. Begitu pentingnya substansi keberadaan sebuah gedung gereja, maka perencanaan, pembiayaan dan proses pembangunan maupun renovasi sebuah gedung gereja sejatinya memasukkan faktor ketulusan, kebenaran dan kejujuran yang dipersembahkan hanya bagi kebesaran nama Tuhan semata. Tanpa itu, proses yang terjadi mengalami nirsubstansi atau ketiadaan/kehilangan substansi.
Dalam bacaan ini diceritakan, proses renovasi rumah Tuhan tetap dilangsungkan meski para imam tidak jadi terlibat secara langsung. Prosesnya berjalan dengan teratur. Uang yang terkumpul dihitung oleh panitera dan imam besar lalu diserahkan pada para pengawas pembangunan dan untuk diteruskan kepada para tukang. Bahan-bahan juga dipersiapkan dan dibeli dengan teliti. Tukang-tukang pun bekerja dengan jujur. Sepertinya tidak ada yang perlu dipersoalkan. Namun ketika sang pemimpin (Yoas) melakukan proses restorasi bangsa dengan setengah hati, maka renovasi tersebut menjadi nirsubstansi. Ia tidak membawa dampak apa-apa. Terbukti, bangsa Yehuda kemudian meninggalkan rumah itu dan beribadah kepada tiang-tiang dan patung-patung berhala setelah renovasi usai (2 Taw. 24:18).
Pembangunan maupun renovasi sebuah “rumah” Tuhan tentulah penting. Namun jauh lebih penting ketika seluruh umat dan prosesnya benar-benar dilandasi substansi terkait keberadaan “rumah” tersebut. Itu berarti, perencanaan, proses pembangunan/-renovasi, dan penggunaannya benar benar didasari dari hati yang hanya ingin nama Tuhan saja yang diagungkan dan bukan hal-hal di luar itu. Di luar itu berarti hanyalah atraksi nirsbubstansi.
♪KJ.406 : 2
Doa : (Ya Tuhan, ajarkan kami untuk membangun seluruh kehidupan kami dengan dasar kebenaran dan iman yang teguh)