Hari Minggu IV Ses. Paskah
Renungan Malam, 28 April 2021

♪KJ.361 : 1 – Berdoa

2 Raja-Raja 17 : 13 – 23
Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka” (ay. 14).

Menurut catatan kepolisian, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2019 ada 107.500 peristiwa, di tahun 2020 (Jan-Okt) 83.715 peristiwa (sumber: kompas.com dan detik.com). Kebanyakkan kecelakaan terjadi karena faktor kelalaian pengemudi dalam melanggar rambu lalu lintas. Misalnya di tol trans Jawa. Ada rambu batas kecepatan juga ada papan digital yang bertuliskan: “Jalan Tol Ini Bukan Sirkuit Balap”, tetapi tidak sedikit pengemudi yang memacu kendaraannya jauh di atas batas kecepatan maksimal yang diijinkan.

Bangsa Israel sebenarnya tidak kekurangan “rambu” peringatan dari Tuhan. Ia telah memperingatkan agar mereka berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan agar tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan sesuai dengan segala undang-undang yang Tuhan telah sampaikan. Peringatan-peringatan yang disampaikan melalui para nabi dan tukang tilik tersebut menandakan betapa besar kasih Tuhan atas mereka. Namun apa tanggapan Israel? Mereka tidak mau mendengarkan, menegarkan tengkuk, menolak ketetapan, perjanjian-Nya dan segala peraturan, mengikuti dewa kesia-siaan, juga mengikuti bangsa-bangsa di sekeliling mereka, meninggalkan segala perintah Tuhan, membuat patung-patung, menyem-bah tentara langit, beribadah kepada Baal, mempersembahkan anak-anak sebagai korban bakaran serta memperbudak diri pada kejahatan. Akibatnya kehancuran menimpa seluruh negeri mereka.

Kita pun juga tidak kekurangan “rambu” dan peringatan dari Tuhan. Sejatinya kesemuanya itu bukan tanda pengekangan melain pertanda cinta kasih-Nya yang besar. Peringatan diberikan agar kita berbalik dari perbuatan dosa, meninggalkan tabiat yang jahat, juga menanggalkan ke-aku-an kita, untuk menerima anugerah-Nya. Respon terbaik kita atas kasih-Nya itu adalah bersedia mendengar, merendahkan diri lalu mematuhi perkataan-Nya, bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukacita dalam kesadaran betapa besar kasih Tuhan.

♪KJ.361 : 2

Doa : (Ya Tuhan, jadikan kami sebagai anak-anak-Mu yang merespon peringatan peringatan-Mu dengan benar karena sesungguhnya betapa besar cinta kasih-Mu untuk kami)