Hari Minggu IV Ses. Paskah
Renungan Pagi, 29 April 2021

♪KJ.413 : 1 – Berdoa

2 Raja-Raja 18 : 1-8
Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya (ay. 3)

Melakukan apa yang benar, di tengah lingkungan yang benar itu mudah. Tetapi melakukan apa yang benar di tengah lingkungan yang melakukan ketidakbenaran dan sudah merasa nyaman, tentu tidaklah mudah. Di era reformasi, sempat ada euforia (rasa gembira yang berlebihan) atas kehadiran politisi-politisi muda dalam percaturan politik Indonesia karena dipandang mampu menjaga idealisme. Namun, yang terjadi kemudian, kita semua sama sama mengetahuinya. Ternyata mereka juga terjatuh dalam praktek tindak pidana korupsi.

Hizkia menjadi raja aYehuda. Usianya cukup muda, 25 tahun. Sebagai seorang pemimpin muda dan belum berpengalaman yang hadir di tengah lingkungan yang terbiasa melakukan ketidakbenaran menjadi suatu tantangan tersendiri. Kalau Hizkia mau bermain aman dan mencari nyaman, sebenarnya bisa saja. Tetapi komitmen dan integritas Hizkia tidak diragukan lagi. Segera saja ia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, menyingkirkan semua tugu dan tiang berhala. Tidak sampai di situ saja, Hizkia bahkan berani menghancurkan ular tembaga yang dulu dibuat oleh Musa karena telah dijadikan berhala oleh umat. Ia pun tidak mengandalkan kekuatan dirinya ataupun kekuatan bangsa lain. Ia mengalahkan Asyur dan Filistin dengan pertolongan Tuhan. Ya, Hizkia melakukan apa yang benar karena ia sungguh berpaut (Ibr: dabaq: melekat, mengikuti dari dekat) pada Tuhan dan berpegang (Ibr: shamar: menjaga, mempertahankan) pada perintah-perintah Tuhan. Itu sebabnya Tuhan menyertai dan memberkati Hizkia dalam kepemimpinannya.

Mari melakukan apa yang benar menurut Tuhan dan bukan menurut manusia. Cari dan wujudkan yang benar dan bukan yang nyaman. Selama kita berpaut pada Tuhan dan berpegang pada perintah-Nya, penyertaan-Nya akan dicurahkan atas kita. Di saat itulah perubahan dan pembaharuan dapat terjadi dan kebenaran dinyatakan.

♪KJ.413 : 2

Doa : (Ya Tuhan, kami mau berpaut pada-Mu dan berpegang pada perintah-Mu agar hidup kami sungguh-sungguh melakukan apa yang benar dan bukan mencari apa yang nyaman)