Minggu VI Ses. Paskah
Renungan Malam, 11 Mei 2021

♪KJ.462 : 1,2 – Berdoa

1 Yohanes 3:15 – 18
…marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dalam kebenaran (ay.18)

Dalam masa pandemi Covid-19 banyak gereja melakukan pelayanan diakonia karitatif; memberikan sembako kepada warga jemaat dan masyarakat; bantuan APD kepada tenaga medis. Hal ini sangat baik dilakukan sesuai tugas panggilan gereja dalam persekutuan (koinonia), pelayanan (diakonia) dan kesaksian (marturia). Pada masa-masa pandemi Covid 19 tugas pelayanan (diakonia) menjadi yang lebih diutamakan.

Bacaan saat ini juga mengingatkan bahwa mengasihi adalah perbuatan yang harus dilakukan setiap orang percaya dan gereja. Perbuatan kasih yang dilakukan bersumber dari teladan Tuhan Yesus yang mengasihi umat manusia dengan rela berkorban untuk pengampunan dosa dan keselamatan umat manusia. Perbuatan kasih diwujudkan dengan kerelaan memberikan apa yang kita miliki kepada mereka yang berkekurangan; tidak hanya dengan perkataan dan lidah, tetapi dengan tindakan nyata. Itulah wujud tugas dan tanggung jawab setiap orang percaya dan gereja melalui program diakonia yang harus terus menerus dilakukan. Tidak hanya dalam masa pandemi Covid-19, tetapi di masa yang akan datang dengan pengembangannya.

Jemaat-jemaat GPIB di MUPEL SUMUT Aceh dengan koordinasi B.P. Mupel, sama seperti jemaat-jemaat GPIB lainnya, dalam masa pandemi Covid 19 ini, juga mengutamakan melaksanakan pelayanan diakonia karitatif dengan pemberian sembako bagi warga jemaat dan masyarakat yang terdampak. Dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi, dikembangkan diakonia Reformatif, dengan pemberdayaan UKM warga jemaat dan diakonia Tranformatif untuk membebaskan warga jemaat pos Pelkes dari jerat para tengkulak dengan membeli dan mema-sarkan hasil pertanian di kota Medan. Ingat setiap orang percaya dan gereja wajib mengasihi dengan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan pertolongan.

♪KJ.462 : 3,4

Doa : (Ajarlah kami Tuhan mengasihi sesama kami, tidak hanya dengan perkataan dan lidah tapi dengan tindakannya)