Hari Minggu Pemuliaan Yesus Kristus
Renungan Pagi, 16 Mei 2021

♪KJ. 224 : 1– Berdoa

Amsal 3 : 1 – 4
‘biarlah hatimu memelihara perintahku’ (ay.1)

Hidup bersama menuntut kita untuk memperhatikan kepentingan orang lain dan juga diri sendiri. Hari ini kita merenungkan tentang hal bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ketika kita mampu bertanggung- jawab atas diri sendiri, maka itu akan berdampak positif juga bagi sesama dan ciptaan lainnya.

Melalui kitab Amsal, kita memperoleh beberapa hal yang sangat berguna untuk membangun kompetensi diri. Hal pertama, bahwa Torah atau Taurat adalah Hukum Allah. Memahami dan mengembangkan tanggung jawab atas diri sendiri, harus dimulai dengan melandasinya pada Hukum Allah. Penulis Amsal menekankan, bahwa kecintaan kita pada Allah harus berbanding lurus dengan kepatuhan pada Hukum-Nya. Cermin jati diri kita ada pada Hukum Allah. Pikiran, emosi dan kehendak kita harus dituntun Hukum Allah, bukan kemauan sendiri atau yang lain. Jadi Hukum Allah atau ajaran itu harus mewarnai atau mengendalikan seluruh hidup kita. Meletakkan Taurat seperti mengalungkannya pada leher dan pusat diri yaitu hati, akan mengendalikan kata, pikiran dan perilaku kita.

Hal yang kedua, bahwa Hesed, kasih dan setia, yang bersifat kuat, tanpa syarat dan tak pernah menyerah yang dimiliki Allah, harus dipegang teguh. Hubungan kita dengan Allah menentukan cara mengendalikan seluruh potensi diri. Semua hal yang kita dapatkan dari berbagai sumber bacaan untuk pengembangan diri, tidak akan mampu mengubah kita. Yang kita perlukan adalah kekuatan cinta dan setia Allah. Kita membutuhkan keintiman dengan-Nya. Itu yang akan mengubah perilaku dan kualitas diri kita untuk bertumbuh.

Hal yang ketiga, Que sera sera what ever will be…, will be… penggalan lagu yang dikenal banyak orang yang berarti “terserah padamu mau jadi apapun engkau…”. Kita mau ke mana dan berbuat apa, percayalah pada diri sendiri. Belajar dari kitab Amsal, bahwa apapun yang dilakukan dan ke manapun melangkah, kita bertanggungjawab atas diri sendiri. Tanggung jawab tersebut dibangun dengan cara memahami diri sendiri mulai dari apa yang Allah mau kita lakukan. Lalu ke mana Allah ingin kita melangkah setiap waktu. Segala sesuatu yang dicita-citakan oleh setiap orang untuk menjadi pribadi yang sejahtera, berkualitas, berharga bagi Allah dan manusia, adalah karunia yang diperoleh ketika kita mau bertanggungjawab atas diri sendiri dan hidup di dalam Tuhan.

♪KJ. 224 : 2

Doa : (Ya Tuhan bimbinglah kami untuk hidup bertanggungjawab)