Minggu III Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 15 Juni 2021

♪GB.117 : 1– Berdoa

Yesaya 58 : 6 – 7
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk (ay. 6)

Pada awal renungan ini, marilah kita memulai dengan sebuah pertanyaan: apakah keprihatinan sosial hanyalah panggilan hakiki dari kemanusiaan saja, atau termasuk panggilan hakiki dari kehidupan beriman ? Jikalau keprihatinan sosial hanyalah panggilan atas nama kemanusiaan, maka hal itu dapat dilihat sebagai humanisme, tetapi ketika keprihatinan sosial didasari panggilan kehidupan beriman, maka hal itu dapat dilihat sebagai tindakan real mengasihi Allah yang mewujud dalam upaya memanusiakan mereka yang terpinggirkan oleh struktur yang tidak adil.

Panggilan kehidupan beriman yang mewujud dalam keprihatinan sosial secara gamblang tidak diindahkan melalui nas ini. Mereka berlomba-lomba memenuhi kehidupan rohani dengan berpuasa, tetapi tidak mampu menahan diri untuk berbuat tidak adil. Maraknya praktik ketidakadilan, penindasan, dan perbudakan terjadi bersa-maan dengan praktik puasa mereka. Praktik ini memperlihatkan kepribadian ganda. Di satu sisi, berusaha menampakkan kasih kepada Tuhan melalui puasa, tetapi di sisi lain berbuat tidak adil. Pada titik inilah Yesaya menyampaikan sikap Allah. Puasa yang Allah kehendaki ialah merendahkan diri dengan membuka, melepaskan dan mematahkan belenggu-belenggu ketidak-adilan yang telah menjerat yang miskin dan tertindas, sehingga mereka memperoleh kembali harkat kemanusiaannya. Bahkan, menjamin kelangsungan kehidupan mereka melalui pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan, serta menjadikan mereka sebagai saudara sesama manusia yang dimerdekakan Allah.

Hal inilah yang harus menjadi keprihatinan sosial kita, sekaligus menjadi gumul dan juang kita, bahwa panggilan iman kita ialah panggilan untuk membebaskan, dan memberikan daya hidup kepada mereka yang diperlakukan tidak adil yang berada disekitar kita, baik dalam lingkungan masyarakat, maupun di tempat kerja. Merangkul mereka, menjadikannya sebagai saudara yang berhak untuk menikmati keselamatan Allah yang memerdekakan.

♪GB.117 : 9,10

Doa : (Ya Tuhan, ajar kami untuk menerapkan keadilan dalam kehidupan dan menolong mereka yang tertindas)