Minggu III Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 15 Juni 2021

♪GB.116 : 1– Berdoa

Yesaya 58 : 8 – 10
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera (ay.8a)

Terang menjadi salah satu kebutuhan mendasar dalam kehidupan. Terang dapat memperlihatkan hal-hal yang terselimuti kegelapan, sekaligus membantu untuk memperbaiki sesuatu yang rusak. Terang menjadi bagian penting yang diperlukan dalam hidup dan menjadi simbol dari hidup itu sendiri.

Terang itulah yang diharapkan akan merekah (ay.8). Merekah, memiliki pengertian seperti fajar yang mulai terbit. Artinya, praktik kehidupan umat Tuhan yang telah diselimuti kegelapan sehingga menghasilkan kehidupan masyarakat yang sakit (tertindas), akan dibawa ke dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui terang itu. Tuhan akan menjadi terangnya (Mikha 7:8), yang akan menerangi perilaku kehidupan umat untuk menghadirkan kesejahteraan di dalam masyarakat sebagai wujud dari meman carkan terang itu. Upaya umat untuk hidup di dalam terang Tuhan itu mewujud dalam solidaritas kepada mereka yang berke-kurangan dan yang terbelakang agar mengalami kasih dan perto-longan Tuhan. Tanpa solidaritas, maka umat akan tetap hidup di dalam kegelapan dan jauh dari kasih Tuhan.

Kondisi yang kita alami saat ini, khususnya dampak dari pandemi covid19 mengajak kita untuk tetap dituntun oleh Sang Terang dan memancarkan terang itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbagai upaya solidaritas untuk saling menolong haruslah kita lakukan agar terang yang merekah itu dapat dirasakan dan dialami oleh setiap orang. Upaya tersebut bukan saja berhenti dalam bentuk-bentuk diakonia karitatif (pemberian secara langsung), tetapi haruslah berlanjut melalui diakonia transformatif (pemberdayaan). Melalui diakonia transformatif, umat dan masyarakat yang berada di wilayah pelayanan GPIB, diberdayakan untuk memperoleh kesejahteraan dan kelayakan hidup.

♪GB. 116 : 2

Doa : (Ya Tuhan, pakailah hidup kami memancarkan terang kasih-Mu kepada mereka yang terpinggirkan)