Minggu III Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 16 Juni 2021

♪GB.24 : 1,2 – Berdoa

Yesaya 58 : 13 – 14
Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku (ay. 13a)

Sabat sebagai hari Tuhan bagi orang Yahudi, dilaksanakan pada hari Sabtu, sedangkan kekristenan mengubah Sabat Yahudi dari hari Sabtu ke hari Minggu. Dasar hari Minggu sebagai hari peribadahan adalah kebangkitan Yesus Kristus (Bnd. Mat. 28:1-6). Sukacita, rasa syukur dan sikap hormat harus menyertai langkah orang-orang percaya memenuhi panggilan beribadah. Akan tetapi, apakah sikap hati yang demikian masih melekat dalam gerak langkah kita beribadah kepada Tuhan? Atau ibadah adalah sebuah rutinitas saja?

Motivasi yang salah pada saat beribadah tampak di dalam nas ini. Mereka yang merupakan golongan kelas atas di Yerusalem telah menginjak-injak hukum Sabat karena tidak menguduskan Sabat sebagai hari untuk beribadah kepada Tuhan dengan cara yang benar. Sabat dipahami sebagai waktu untuk berhentinya pekerjaan tangan saja dan mengisinya dengan berbagai acara dan urusan yang bertujuan memuaskan dan menyenangkan hati mereka, bukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Saat pelaksanaan Sabat, mereka berkata omong kosong yakni membicarakan hal-hal yang mensyaratkan penindasan bagi kelompok yang lemah. Yesaya mengingatkan dan menegur mereka agar kembali melaksanakan Sabat bagi Tuhan dengan benar. Dengan sikap hati yang benar dan melakukan hal benar, maka berkat Tuhan mengalir.

Memaknai ibadah secara tepat dengan motivasi yang benar akan menjadi kesukaan bagi Tuhan dan mendatangkan berkat. Ibadah yang seyogyanya kita laksanakan jangan dimaknai sebagai suatu rutinitas, melainkan sebagai ungkapan syukur, sukacita, hormat dan wujud mengasihi Tuhan yang memelihara kehidupan kita. Ibadah juga memperbarui gerak kita untuk menyatakan kasih Tuhan dalam ruang-ruang kehidupan di tengah-tengah ciptaan-Nya. Itulah ibadah yang berkenan bagi Tuhan yang akan membawa kita mengalami berkat-Nya.

♪GB. 24 : 3

Doa : (Ya Tuhan, ajarlah kami memiliki motivasi dan penghayatan yang benar di dalam beribadah kepada-Mu)