Minggu IV Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 22 Juni 2021

♪GB. 116 : 1– Berdoa

Nehemia 3:28 – 30
Mulai dari pintu gerbang Kuda para imam mengadakan perbaikan, masing-masing di depan rumahnya (ay.28)

Kerendahan hati (Inggris: humility) artinya, suatu sikap menyadari keterbatasan kemampuan diri, dan ketidakmampuan diri sendiri, sehingga dengannya seseorang tidak menjadi angkuh, atau pun sombong.

Jabatan imam merupakan jabatan tinggi di dalam agama Yahudi, yang berkaitan dengan ibadah umat Israel. Imam diyakini sebagai wakil umat Israel di hadapan Allah serta berperan sebagai pengantara yang kudus antara umat dengan Allah. Dapatlah dikatakan status sebagai imam adalah status yang terhormat, karena Tuhanlah yang memilih. Meskipun jabatan imam adalah jabatan tinggi dan statusnya mulia, namun tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk terlibat dalam pekerjaan perbaikan mulai dari pintu gerbang Kuda, masing-masing di depan rumahnya. Mereka tidak bertindak sebagai boss atau mandor yang memerintah ini dan itu. Para imam turut bekerja secara langsung dan bersama dengan segenap umat tanpa batasan jabatan dan status sosial keagamaan. Sikap yang ditunjukkan para imam merupakan sikap yang penting dan patut diteladani yaitu kerendahan hati.

Kerendahan hati merupakan sikap hidup/standar yang patut dimiliki orang percaya karena untuk mendapatkan peninggi-an dari Allah, syaratnya adalah hidup dalam kerendahan hati (Petrus 1 : 5-6). Jika sebagai orang percaya kita bersedia hidup dalam kerelaan untuk tidak dikenal dan melayani orang lain dengan tulus, maka Allah yang akan meninggikan kita pada saatnya. Bahkan jika kita hidup dalam kerendahan hati, maka kita akan mengalami keberhasilan dan dipenuhi berkat (Mazmur 37:11). Saat ini kita masih berada di masa pandemi, namun jika tetap hidup dalam kerendahan hati maka kita akan mewarisi negeri ini dan menikmati kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Itulah jaminan Allah bagi kita.

♪GB. 116 : 2

Doa : (Ya Kristus, bentuklah kami dan berikanlah kami kerendahan hati agar karya agung Allah terwujud dalam keseharian hidup kami)