Minggu IV Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 25 Juni 2021
♪KJ.293 : 1,2 – Berdoa
Nehemia 12:31 – 37
Lalu aku mempersilakan para pemimpin orang Yehuda naik ke atas tembok dan kubentuk dua paduan suara yang besar. (ay. 31a)
Paduan Suara sebagai bagian ibadah bangsa Israel dibentuk sejak masa Daud. Saat pentahbisan Bait Suci, Salomo membentuk paduan suara beranggotakan 4.000 orang. Gelombang pertama kembalinya bangsa Israel dari pembuangan yang dipimpin Ezra-Zerubabel berhasil merestorasi Bait Suci. Proyek yang berlangsung 20 tahun itu dirayakan. Zerubabel membentuk paduan suara berjumlah 200 orang. Pada bacaan hari ini Nehemia membentuk paduan besar untuk menyampaikan ucapan syukur dan pujian kepada Allah. Flavius Yosefus sejarawan dan penulis apologetik Yahudi (37 – 100 M) mencatat bahwa selama Bait Suci berdiri sekitar 200.000 orang Israel melayani sebagai anggota paduan suara.
Bangsa Israel di bawah kepemimpinan Nehemia menata kembali kesatuan umat Israel yang lama terpecah. Kesatuan umat terjadi bila praktik ibadah semua suku Israel kembali dipersatukan. Di Bait Suci yang berada di Yerusalem sajalah, pujian dan penyembahan kepada Allah kembali dinaikkan. Nehemia membentuk dua kelompok paduan suara. Mereka mewakili dan mengajak umat dengan menyerukan rasa hormat dan syukur dan pujian kepada Allah secara kolektif selama prosesi ibadah.
Nyanyian dan musik selalu hadir di dalam ibadah gerejawi. Paduan suara merupakan salah cara dalam menyanyikan lagu-lagu rohani, kidung pujian, dan mazmur. Hati dan pikiran dan perasaan yang terarah kepada Kristus yang telah menang, melalui pujian kita kepada Allah Bapa-lah, yang menyatukan kita, umat pilihan Allah. Nyanyian mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani dapat pula dipergunakan sebagai sarana untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa. Kita umat pemuji. Kita umat penyembah. Kita disatukan melalui pujian dan penyembahan yang tulus kepada-Nya.
♪KJ.293 : 3
Doa: (Roh Kudus yang mulia berilah hati yang senantiasa bergemar di dalam menyanyikan mazmur, lagu-lagu pujian, dan kidung rohani. Satukan hati dan pikiran kami di setiap ibadah yang kami jalani bersama dengan umat-Mu)