Minggu IV Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 25 Juni 2021
♪GB.84 : 1 – Berdoa
Nehemia 12 : 27 – 30
Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan penahbisan yang meriah dengan ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus, dan kecapi. (ay. 27)
Kebaktian Pengucapan Syukur (KPS) merupakan praktik ibadah yang lazim di GPIB. Umat yang bersyukur mengaitkannya dengan ulang tahun kelahiran atau pernikahan, promosi, anak lulus sekolah, sembuh dari penyakit berkepanjangan, membangun rumah baru, dsb. Pada umumnya berkenaan dengan hal baiklah KPS diadakan, lalu mengundang warga jemaat lainnya mengucap syukur bersama atas berkat Allah tersebut.
Bagian bacaan Alkitab hari ini menceritakan ungkapan serupa. Pembangunan tembok Yerusalem yang berlangsung hanya dalam waktu 52 hari rampung (6:15). Panjangnya sekitar 4.018 meter dengan rata-rata tinggi 12 meter dan ketebalan 2,5 meter. Siapa mendapatkan poin kredit atas kesuksesan tersebut? Nehemia sebagai pimpinan proyek pembangunan mengerti dan sadar benar akan hal ini. Ucapan syukur selayaknya dialamatkan kepada Allah. Ia bukanlah penyebab utama atas keberhasilan tersebut, melainkan Allah saja.
Penahbisan tembok Yerusalem yang berisi ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah perlu dilakukan dengan tertib, sesuai ketentuan yang ditetapkan Allah sejak zaman Musa. Nehemia anak Hakhalya (1:1) kemungkinan besar berasal dari Suku Yehuda. Itu sebabnya, Nehemia melibatkan orang-orang Lewi. Ia tidak berhak memimpin upacara penahbisan. Kerendahan hati Nehemia menuntunnya kepada sikap bijaksana. Ia tidak mengulangi kesalahan Saul.
Kita mengimani bahwa bertambahnya usia, keberhasilan di dalam pekerjaan, kesehatan, kepandaian, keterampilan, dsb., merupakan berkat Allah. Iman Kristen pun memandang kesulitan, penderitaan, kegagalan, sakit-penyakit, dsb., sesungguhnya merupakan berkat Allah yang terselubung. Mengucap syukur kepada Allah di dalam segala keadaan, di dalam Kristus Yesus Tuhan, merupakan bentuk latihan ibadah yang dapat kita lakukan setiap hari. Menaikkan ucapan syukur kepada Allah dalam keadaan buruk merupakan korban syukur yang berkenan kepada-Nya (Maz. 50:23).
♪GB. 84 : 2
Doa: (Roh Kudus singkapkanlah mata rohani kami agar di dalam iman kami dapat melihat semua bentuk berkat Allah. Ajari dan sempurnakanlah ucapan syukur kami kepada-Nya)