Minggu IV Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 26 Juni 2021
Hari Anti Madat/Narkoba

♪GB.107 : 1,2 – Berdoa

Nehemia 12 : 44 – 47
Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan tugas penahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah Daud dan Salomo, anaknya. (ay. 45)

Harimau mati meninggal belang, gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama baik. Harta kekayaan yang ditinggalkan orang tua sebagai warisan, tidak berdampak lama. Ingatan terhadap mereka tidak berlangsung lama jika warisannya hanya bersifat materi. Sebaliknya teladan baik, kasih yang tulus, kekayaan intelektual, nilai perjuangan hidup, kesederhanaan, kemurahan hati, dan karakter terpuji yang dihidupi dengan kemurnian, kesungguhan, dan pengorbanan merupakan warisan yang dikenang anak-cucu dalam waktu lama.

Daud dan Salomo, yang hidup hampir setengah milenium dari masa Nehemia, telah meninggalkan warisan kehidupan peribadahan yang tetap diacu umat Israel. Bahkan, seandainya bangsa Israel masih memiliki Bait Suci di abad ke-21, pola ibadah mereka pasti tetap mengikuti model tersebut. Bait Suci dan rangkaian tata cara ibadahnya itupun mengacu kepada Tabernakel, serta ketetapan dan peraturan yang Musa tinggalkan bagi mereka.

GPIB sebagai sebuah komunitas umat percaya juga memiliki sejarah panjang, sampai menemukan format tata ibadah dan tata gerejanya. Banyak pemikiran diwariskan oleh para pendahulu kita sebagai warisan yang berharga. Di dalam konteks hidup bergereja Tuhan memakai pribadi tertentu untuk menangkap kehendak-Nya dan meneruskannya kepada umat.

Sebagai anggota tubuh Kristus setiap umat pasti diberi peran. Kecil atau besar, di hadapan Allah bukanlah inti persoalannya. Apapun perannya, Allah menghendaki agar menjalaninya di dalam persekutuan karib dengan-Nya dan bekerja sama dengan umat percaya lainnya. “Tinggallah di dalam Aku, dan kamu di dalam Aku,“ sabda Yesus. “Di luar Aku, hasil pekerjaanmu tidak mungkin berkenan kepada Bapa di surga.” Semua hasil upaya terbaik yang dikenan Allah itulah buah yang berguna. Itulah warisan berharga. Warisan kekal.

♪GB. 107 : 3,6

Doa: (Roh Kudus alirkanlah terus kasih dan kuasa dan hikmat yang dari surga ke dalam hati dan jiwa kami. Mampukanlah kami mengerjakan kasih karunia itu dengan setia, tulus, dan rendah hati, serta iman yang teguh)