Hari Minggu V Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 3 Juli 2021
♪GB.254 : 1– Berdoa
2 Korintus 12 : 11 – 15
Sungguh aku telah menjadi bodoh: tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji… (ay.11a)
Banyak slogan menarik yang mungkin kita pernah dengar atau baca. Salah satunya adalah “Melayani dengan hati” slogan dari salah satu perusahaan. Namun saat ini kalimat ‘Melayani dengan hati bukan dipakai sebagai slogan tetapi menjadi tema perenungan kita pada pagi hari ini yang didasari dari curahan isi hati Paulus. Bagi Paulus, ia pantas untuk mendapat pujian karena apa yang dikerjakannya tidak kalah dengan apa yang dilakukan oleh rasul-rasul yang lain. Hal itu ditunjukkan melalui pengorbanannya yang melayani dengan penuh kesabaran, bahkan berbagai mujizat telah ia lakukan dalam pelayanannya yang penuh kuasa. Kepada jemaat yang dilayani, Paulus tidak pernah membeda-bedakan dan tidak pernah membanding-bandingkan jemaat. Selain itu Paulus juga mengungkapkan komitmennya untuk mengunjungi mereka tanpa mengharapkan upah yang harus mereka berikan kepadanya. Hal tersebut Paulus lakukan supaya jemaat tidak merasa terbebani oleh kedatangannya. Paulus sangat mengasihi mereka, umat Tuhan yang ada di kota Korintus. Walaupun dalam kenyataannya ada beberapa diantara mereka yang menganggap Paulus dan rekan-rekan sekerjanya rendah bahkan meragukan kerasulan Paulus.
Memang tidak semua pengorbanan mendapat imbalan yang sebanding dan tidak semua pengabdian mendapat penghargaan, seperti yang dialami oleh rasul Paulus juga rekan-rekan sepelayanannya. Namun hal itu tidak melunturkan semangat dalam diri Paulus yang tetap setia melayani dengan sepenuh hati dan rasa syukur, walau tanpa penghargaan dari umat yang dilayaninya. Mungkin ini juga kita alami dalam hidup, ketika kenyataan berbanding terbalik dengan harapan, pelayanan serta pengabdian. Mari belajar dari firman Tuhan, bahwa ada tanggung jawab yang harus terus dikerjakan dengan kesungguhan hati, walau banyak yang menganggap remeh apa yang kita kerjakan.
♪GB.254 : 2
Doa : (Tuhan ajar kami untuk tetap memiliki kerendahan hati dalam tiap pencapaian hidup yang Tuhan berikan)