Minggu VI Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 7 Juli 2021

♪KJ.363 : 1 – Berdoa

Matius 6:10
Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (ay.10)

Mahatma Gandhi dari India berkata, “Berdoa bukanlah meminta. Itu adalah keinginan jiwa. Itu adalah pengakuan akan kelemahan seseorang. Lebih baik berdoa dengan hati namun tanpa kata daripada berdoa dengan kata namun tanpa hati”. Pernyataan di atas mau menunjukan bahwa doa menjadi kebutuhan bagi setiap orang percaya. Namun demikian, jangan menjadikan doa sebagai alat untuk meminta. Sebaliknya, doa adalah alat untuk bisa mengerti kehendak Tuhan. Karena itu, meskipun orang percaya berdoa, realitanya tidak semua dari mereka memiliki motivasi yang sama tentang doa. Ada yang menjadikan doa sebagai alat berkomunikasi dengan Tuhan. Di sisi lain, ada juga yang menjadikan doa sebagai alat untuk memaksa Tuhan dalam memenuhi keinginannya. Menjadi perenungan: “Apakah motivasi doa yang kita miliki?”

Pengajaran Tuhan Yesus tentang Doa Bapa Kami, mau mengingatkan setiap orang percaya, agar belajar memiliki motivasi doa yang benar. Doa bukanlah alat untuk memaksakan keinginan kepada Tuhan. Doa merupakan alat komunikasi setiap orang percaya dengan Tuhan Sang Sumber berkat. Doa merupakan wadah dialog antara umat dengan Tuhan, sehingga mereka dapat mengenal dan memahami kehendak-Nya.

Menemukan kehendak Tuhan dalam doa dapat dilakukan dengan langkah langkah berikut: a) Undanglah Tuhan dalam doa artinya mulailah setiap doa dengan berkata, “Datanglah Kerajaan-Mu,” sebagaimana yang Tuhan Yesus ajarkan; b) Berdoalah dengan iman, bukan logika (pemikiran) manusia. Artinya, belajar merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan membiarkan kehendak Nya yang terjadi. Dalam doa belajarlah untuk fokus pada apa yang Tuhan kehendaki, bukan kemauan diri sendiri, agar kita berani berkata, “Jadilah kehendak-Mu”.

♪KJ.460 : 1,2

Doa : (Ya Tuhan, tolong kami untuk senantiasa mengundang Engkau dalam setiap doa dan berserah kepada kehendak-Mu)