Minggu X Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 3 Agustus 2021

♪KJ.40 : 1,2 – Berdoa

Kejadian 9 : 1-17
Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya… (ay.1)

Kehidupan lama yang kelam dan pengalaman perjalanan pulangnya yang begitu dramatis di tengah badai yang hampir membuatnya tenggelam, menginspirasi John Newton, yang kemudian menjadi seorang imam gereja Anglikan, untuk menulis lirik lagu “Amazing Grace” pada tahun 1772. Sebuah kesaksian atas kekuatan berkat Allah dalam dirinya yang akhirnya menyentuh dan memberkati banyak orang melalui pujian yang menguatkan hingga saat ini. Jauh sebelum John Newton menyaksikan betapa menakjubkannya berkat Allah, Nuh dan keluarganya beserta seisi bahtera telah mengalami berkat Allah yang luar biasa. Mereka bukan hanya menerima berkat selama berada dalam bahtera, namun ketika mereka memijakkan kaki kembali ke tanah pun berkat Allah bertubi-tubi mereka terima. Salah satunya adalah janji Allah yang ditandai dengan Pelangi.

Melalui kehidupan Nuh yang bergaul akrab dengan Allah  sehingga ia mengalami berkat-Nya – maka kita pun di saat ini boleh turut merasakan berkat tersebut. Meskipun kadang langit dipenuhi awan gelap yang mengakibatkan badai, namun pelangi sebagai tanda kasih dan berkat Allah tetap kita jumpai. Pelangi adalah tanda yang Allah berikan untuk memastikan bahwa badai pasti akan berlalu.

Merenungkan kembali berkat Allah bagi kita di pagi hari ini, maka pasti yang kita saksikan paling pertama adalah kesempat-an untuk hidup. Ya, benar! Jika kita masih dapat menikmati hari baru ini, semua karena berkat Allah. Oleh karena itu, bersiaplah untuk menjadi berkat bagi dunia. Mulailah dari hal-hal yang kecil: menyapa dan bagikan senyum kepada tetangga kita ketika hendak keluar rumah. Mungkin dihari-hari sebelumnya ia tidak membalas tutur sapa dan senyum kita, tetapi di hari ini bisa jadi ia akan melakukannya sebab ia merasa diberkati.

♪KJ.40 : 3,4

Doa : (Tuhan, tolong ajarlah kami untuk tetap menjadi berkat di lingkungan tempat tinggal kami)