Hari Minggu XIV Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 29 Agustus 2021

♪KJ.417 : 1– Berdoa

Mikha 3 : 5-8
Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsa-Ku (ay.5)

Firman Tuhan tentang nabi penyesat dialamatkan secara khusus kepada nabi-nabi yang di Samaria dan di Yerusalem. Apakah yang dilakukan para nabi itu? “Menyesatkan bangsaku”. Dalam hal apakah mereka disesatkan? Si nabi memberitakan damai bagi mereka yang memberi makanan padanya, tetapi ia menyerukan perang (permusuhan) kepada orang yang tidak memberikan sesuatu baginya (ay. 5). Tuhan menyatakan bahwa nabi penyesat itu melayani dengan pilih kasih.

Tuhan akan membuat hari-hari mereka akan menjadi gelap (ay.6). Mereka akan mendapat malu, karena Tuhan tidak menjawab (doa-doa) mereka (ay.7). Nabi Mikha “penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dan dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya kepada Israel dosanya” (ay.8). Lewat nabi Mikha, Tuhan menyatakan bahwa nabi palsu itu menyampaikan berita berdasarkan kepentingan pribadi. Doanya tidak didengar Tuhan. Sedangkan nabi Mikha, nabi yang benar itu, dengan kekuatan Roh memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan dosa-nya. Maksudnya ialah bahwa nabi yang benar itu adalah pemberani, Sekalipun dia diutus menyampaikan berita buruk kepada raja-raja, dia siap melalukannya.

Dari sisi ini dapat juga disimpulkan bahwa nabi palsu lebih suka menyampaikan berita-berita yang baik, yang menyenangkan, yang menghibur, dan yang semacamnya. Karena itu nabi-nabi palsu itu menarik dan disukai banyak orang. Mereka sering dinantikan dan diberi panggung untuk tampil. Dalam arti tertentu dapat dikatakan bahwa mereka adalah penghibur, karena mereka selalu menyampaikan berita yang baik-baik saja. Mereka dapat diibaratkan sebagai “penghibur sialan” seperti dikatakan oleh Ayub kepada sahabat-sahabatnya (baca Ayub 16: 2). Ingat!, ”…firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun …” (Ibr 4:12).

♪KJ. 417 : 2

Doa : (Ya Tuhan, tolong pimpin kami dengan Roh Kudus, agar dapat bertindak dengan adil dan benar)