Minggu XIV Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 30 Agustus 2021
♪KJ.417 : 3 – Berdoa
Mikha 3 : 9 – 12
Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan dating malapetaka menimpa kita (ay. 11)
Di balik suatu sikap, tersembunyi keyakinan iman atau prinsip hidup tertentu. Perikop bacaan kita berisi peringatan Tuhan kepada para pemimpin Yehuda di Yerusalem (ay. 10a; ay. 12). Tuhan menamai para pemimpin di Yerusalem sebagai pemimpin yang muak terhadap keadilan, membengkokkan segala yang lurus, mendirikan Sion (Yerusalem) dengan darah dan kelaliman, dan bekerja demi uang (ay. 9–11). Tidak ada seorangpun melakukan tugasnya dengan baik dan benar.
Mengapa mereka terus berbuat jahat, padahal mereka tahu bahwa berbuat jahat itu adalah dosa? Karena mereka memiliki keyakinan: “Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!” (ay.11). Umat Israel percaya bahwa Bait Allah di Yerusalam adalah “rumah Tuhan”, karena di sana tersimpan Tabut Perjanjian sebagai lambang kehadiran Allah. Selama Bait Allah masih berdiri, maka Tuhan masih beserta. Jadi keadaan pada saat nabi Mikha, ada kemiripannya dengan masa pandemi covid-19 saat ini. Ada pemimpin umat beragama tetap melakukan ibadah normal, karena yakin bahwa Tuhan menyertai mereka di “rumah Tuhan”.
Umat kristen menganut berbagai macam keyakinan yang didasarkan atas kesaksian Alkitab, tetapi penerapannya perlu kehati-hatian. Salah satu contoh keyakinan bahwa Allah beserta kita yang dapat berarti penghiburan maupun peringatan. Penghiburannya ialah bahwa Allah beserta kita, karena itu kita tidak pernah sendirian. Peringatannya ialah Allah beserta kita, karena itu tidak ada sesuatu dari hidup kita yang tidak diketahui oleh Tuhan. Bisa saja kita berbohong kepada sesama, bahkan ada saja orang berbohong di depan hakim sekali pun orang itu terikat dengan sumpah. Tuhan akan menghukum pemimpin yang berbohong. Penting bersikap jujur dan transparansi bagi seorang pemimpin dalam bidang apa pun, termasuk pemimpin agama.
♪KJ.417 : 4
Doa : (Ya Tuhan, mohon berkatilah para pemimpin kami, agar berlaku adil)