Minggu XV Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 11 September 2021

♪KJ.33 : 1 – Berdoa

1 Raja-Raja 22 : 13 – 18
Tetapi Mikha menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan” (ay. 14)

Pada masa dulu, nabi-nabi hidup dalam komunitas-komunitas. Profesi nabi tidak serta-merta berarti, bahwa mereka menyuara-kan suara Tuhan, sebagaimana yang nyata dalam perikop bacaan hari ini. Yosafat, raja Yehuda yang takut akan Tuhan, meminta Raja Ahab memanggil nabi Tuhan. Permintaan ini menunjukkan pembedaan yang diketahui semua orang. Seseorang bisa menjadi nabi atas nama dewa-dewi manapun. Di dalam konteks inilah nabi Tuhan juga hidup dan berkarya. Raja Yosafat merasa tak puas dengan nubuat yang disampaikan oleh sembarang nabi. Ia hanya percaya kepada nabi yang dikirim oleh Tuhan.

Ahab tahu, bahwa nabi Mikha menyampaikan suara Tuhan yang benar. Namun demikian, Ahab enggan memanggil Mikha. Ahab khawatir kalau nanti ia tidak menyukai apa yang dia dengar. Bahkan ketika yang dipertaruhkan adalah nyawanya, ia lebih memilih mendengar apa yang dia suka daripada apa yang benar. Sungguh tragis! Mikha rupanya tahu benar tabiat Ahab. Ahab merasakan sindiran Mikha. Ia lalu menyampaikan sebuah pertanyaan ironis, mengingat dia sendiri tak ingin mendengar kebenaran yang disampaikan Mikha. Sepanjang hidupnya, Ahab bersikap “tarik-ulur” dalam menaati suara Tuhan.

Saat ini kesadaran beragama ada di mana-mana. Di “atas kertas” setiap orang percaya Tuhan, tapi benarkah sikap hidupnya sejalan dengan kepercayaan yang dianut? Ahab pun percaya kepada Tuhan. Bahkan ia bisa menunjukkan penyesalan sejati. Walau demikian, Ahab tidak mau mempersilakan TUHAN menjadi Tuhan atas hidupnya. Inilah kelemahan sekaligus kekurangan-nya. Bahkan begitu ekstremnya, sampai di ambang kehilangan nyawa pun, ia tetap memilih memegang kendali erat-erat atas dirinya daripada mempersilakan TUHAN menjadi Tuhan atas hidupnya. Bagaimana sikap kita terhadap Tuhan? Apakah kita memilih menghiraukan apa yang benar atau apa yang nyaman?

♪KJ.33 : 2,3

Doa : (Ya Tuhan, yang menyelidiki isi hati, tolonglah agar kehidupan kami menyukakan hati-Mu)