Minggu XIX Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 6 Oktober 2021

♪KJ. 427 : 1,2 – Berdoa

Kisah Para Rasul 23 : 1-10
Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah (ay. 1b)

Dihadapkan kepada para penguasa untuk diadili, karena dianggap bersalah, meski belum terbukti, terkadang membuat kita takut dan tertunduk. Namun demikian, bagi orang yang hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan melakukan yang benar, kita tidak perlu tertunduk dan takut. Allah akan menolong kita. Inilah yang dilakukan Paulus di hadapan Majelis Agama, ketika ia ditanya terkait apa yang telah dilakukannya.

Dikisahkan, bahwa Paulus menatap semua anggota Majelis Agama. Ia berani dan tidak takut, karena yakin dia tidak melakukan kejahatan. Paulus mengatakan, bahwa ia tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. Dulu ia berjuang sebagai penjaga hukum Taurat. Sekarang ia berjuang sebagai pemberita Injil untuk kemuliaan Yesus Kristus. Ia melakukannya dengan hati nurani yang murni; tidak munafik dan tak mencari kepentingan sendiri. Jawaban Paulus membuat mulutnya ditampar atas perintah Imam Besar Ananias. Paulus tidak diam. Ia membalas tamparan itu dengan berkata kepada Ananias, “Allah akan menampar engkau…”. Sebagai Imam Besar, Ananias mesti menegakkan hukum Taurat, bahwa seseorang diberi ganjaran, jika telah terbukti bersalah, tetapi ia memerintahkan menampar Paulus sebelum terbukti bersalah. Artinya, Ananias melanggar hukum Taurat, tetapi semua orang menyalahkan Paulus. Menyadari situasi itu, Paulus mendapat ide. Ia berkata ,bahwa dirinya diadili sebagai seorang Farisi yang mengharapkan kebangkitan orang mati. Lalu timbul keributan besar antara golongan Farisi yang memihak Paulus dengan golongan Saduki yang tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Kepala pasukan datang dan membawa Paulus kembali ke Markas.

Jika kita hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah, maka kita tidak perlu takut dan tertunduk terhadap kekua-saan manusia. Kita harus berani. Karena ketika terdesak, Allah memberi hikmat, sehingga kita mendapat jalan keluar.

♪ KJ. 427 : 3, 4

Doa : (Tuhan, tolong kami, agar tetap hidup dengan hati nurani yang murni dan menjadi berani karena benar juga percaya pada-Mu)