Minggu XX Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 16 Oktober 2021

♪GB.47 : 1 – Berdoa

1 Korintus 10:25 – 33
Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah (ay.32)

Ungkapan “jangan menjadi batu sandungan” tentu tidak asing bagi kita, khususnya dalam kehidupan persekutuan jemaat. Artinya, berusahalah agar dalam tindakan atau perbuatan kita sehari-hari tidak sampai membuat iman sesama menjadi terganggu dan rusak.

Rasul Paulus menekankan kepada jemaat Korintus betapa pentingnya untuk menjaga sikap dan tindakan mereka, khususnya dalam hal memakan daging yang telah dipersembah-kan kepada berhala. Jikalau dengan melakukan hal tersebut membuat iman sesama menjadi rusak dan terganggu (syak dalam hati orang), maka berhentilah melakukannya. Orang percaya sudah seharusnya menjauhkan diri dari perilaku yang dapat membuat orang banyak tidak bertumbuh dalam iman percayanya. Dengan kata lain, Paulus mau menegaskan agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang banyak, baik orang Yahudi maupun jemaat Allah, sehingga mereka meragukan imannya.

Pesan rasul Paulus ini tetap aktual bagi kita. Menjaga perseku-tuan dengan berhati-hati dalam bersikap harus menjadi perhatian kita. Sikap dan perilaku kita janganlah sampai membuat orang banyak menjadi ragu akan imannya kepada Tuhan Yesus. Berhati-hatilah, agar hidup kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang banyak untuk mengalami dan bertumbuh dalam kasih Tuhan Yesus. Perkataan dan perilaku kita haruslah menuntun orang percaya lainnya semakin setia dan beriman kepada-Nya, bukan sebaliknya. Kita akan mampu bersikap dan melakukan perbuatan yang tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, jikalau hidup dengan mengasihi Tuhan dan sesama. Hidup yang mengasihi Tuhan dan sesama hanya dapat terwujud apabila kita senantiasa bersekutu dengan-Nya setiap waktu. Hubungan yang intim dan mesra dengan Tuhan akan selalu memotivasi kita untuk semakin mengasihi Tuhan Yesus dan sesama kita.

♪GB. 47 : 3

Doa : (Ya Tuhan Yesus, mohon tuntunlah sikap dan perilaku hidup kami agar tidak menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan iman sesama)