Minggu XXI Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 20 Oktober 2021
♪KJ.459 : 1,3 – Berdoa
Kejadian 45 : 1 – 3
Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Akulah Yusuf!…” (ay. 3)
Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan bahwa dampak ekonomi dari pandemi virus corona (COVID-19) dapat mengarah kepada “bencana kemanusiaan,” di mana jumlah orang yang menderita kelaparan akut diproyeksikan akan naik hampir dua kali lipat menjadi 265 juta. Jika ini terjadi maka lebih dari 35 negara akan menghadapi bencana kelaparan yang hebat.
Bencana kelaparan hebat pernah menghantui umat manusia pada zaman Yakub di Kanaan. Karena itu, Yakub menyuruh saudara-saudara Yusuf berangkat untuk membeli makanan ke Mesir. Mereka tidak mengetahui sama sekali bahwa Yusuf adalah pemimpin yang berkuasa di Mesir saat itu.
Pertemuan dengan saudara-saudaranya meninggalkan haru yang mendalam bagi Yusuf. Walaupun ia seorang pemimpin besar, Yusuf tidak melupakan identitasnya dan tetap mengenal semua saudaranya. Dalam keharuannya, Yusuf tidak dapat lagi menahan diri untuk memperkenalkan dirinya kepada mereka. Dengan tangisan yang keras, ia mengatakan kepada saudara saudaranya: “Akulah Yusuf!”
Pengakuan dan keterbukaan Yusuf memperlihatkan bahwa ia adalah pemimpin yang baik, tidak mendendam dan penuh perhatian. Saudara-saudara Yusuf takut dan gentar karena mengingat kejahatan mereka di masa lalu terhadap Yusuf. Akan tetapi, Yusuf tetap mengasihi dan menerima mereka. Yusuf menampilkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang membuka hati dengan mengakui bahwa ia adalah anak Yakub.
Membuka hati ketika bertemu kembali dengan orang-orang yang menyebabkan kita menderita lalu memaafkan dan membangun hubungan kembali dengan mereka bukanlah hal yang mudah. Diperlukan jiwa yang besar, kerendahan hati dan kasih yang mendalam untuk dapat menerima mereka kembali. Sosok Yusuf dapat menjadi inspirasi bagi kita, yaitu bagaimana seorang pemimpin yang tidak lupa diri tetapi rendah hati terhadap orang lain.
♪KJ. 459 : 4,5
Doa : (Ya Yesus, biarlah cinta kasih-Mu hadir dalam kehidupan kami, agar ikatan persaudaraan tetap terjaga)