Hari Minggu XXII Ses. Pentakosta
Renungan Malam, 24 Oktober 2021

♪KJ.403 : 1,2 – Berdoa

Keluaran 16 : 1-5
Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun (ay.2)

Salah satu penyebab hilangnya sukacita dalam kehidupan seseorang adalah suka membandingkan-bandingkan diri dengan orang lain atau keadaan masa kini dengan masa lalu. Suka membandingkan-bandingkan diri dengan orang lain atau masa kini dengan masa lalu akan bermuara pada hilangnya damai sejahtera. Dalam perjalanan ke tanah perjanjian, umat Israel membandingkan keadaan mereka yang dalam kesulitan dengan kenikmatan hidup di Mesir (ay.3). Dengan membandingkan keadaan sulit di padang gurun dan kenyamanan di Mesir sekalipun dalam perbudakan, menjadi tanda bahwa umat melupakan karya Allah yang membebaskan. Keadaan tanpa roti dan daging di padang gurun adalah malapetaka besar dan menjadi pembenaran bersungut-sungut.

Sebuah pembelajaran kepada umat bahwa jaminan penyertaan-Nya akan mencukupkan kebutuhan mereka, sekaligus mengajarkan umat untuk mensyukuri karya pembebasan dan pemeliharaan-Nya. Melalui bacaan kita hari ini hendak dikemukakan pengajaran penting bahwa hidup dalam anugerah Nya sungguh tidak terbandingkan. Hal ini menjelaskan bahwa Allah tidak saja memerhatikan soal roti (ay.4), melainkan juga kuasa-Nya yang berlaku atas kehidupan umat (ay.5).

Kita tidak hidup di masa lalu yang telah berlalu dan tidak hidup di masa depan yang belum dialami, tetapi di masa kini yang sedang dijalani dan cara kita memasuki masa depan dengan perilaku yang baik di masa kini.

Hidup dengan rasa cukup adalah kunci kemenangan dalam mengatasi setiap persoalan, karena tidak gegabah membandingkan masa lalu dan masa kini serta selalu mempertimbangkan adanya penyertaan Allah ke masa depan. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih lelah kita tidak sia-sia.

♪KJ.403 : 3, 4

Doa : (Ya TUHAN, tolong ajarlah kami untuk selalu mengakui pemeliharaan-Mu)