Minggu XXII Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 29 Oktober 2021

♪KJ.406 : 1 – Berdoa

Keluaran 17 : 5 – 7
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Berjalanlah di depan bangsa itu (ay. 5a)

Kepemimpinan Musa adalah kepemimpinan dalam ketaatan pada TUHAN, sebab sejatinya TUHANlah yang berjalan di depan-nya dan semua umat Israel. Sebagai pemimpin yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah, maka Musa patut memahami bahwa dirinya terbatas (tidak lancar berbicara – Kel.6:30). Pembebasan umat dan perjalanan menuju tanah perjanjian yang melibatkan Musa adalah perjalanan penting memasuki masa depan baru. Suasana perjalanan yang diwarnai pertengkaran serta pertanyaan ‘adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak’ (ay.7) semakin menegaskan bahwa kepemimpinan Musa tidaklah mudah dan karena itu membutuhkan keterlibatan TUHAN. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa menjadi pemimpin tidaklah mudah, tetapi lebih sulit lagi memahami diri sebagai sahabat-Nya. Keterbatasan yang di-akui bukan sebagai pembenaran atas kekeliruan, tetapi keterba-tasan yang diakui sebagai bentuk totalitas bergantung pada kepe mimpinan-Nya.

TUHAN memberi kepercayaan bagi setiap sahabat-Nya untuk menjadi pemimpin di berbagai bidang. Sahabat yang memimpin banyak orang maupun diri sendiri agar perjalanan kehidupan semakin berarti. Suami maupun istri adalah sahabat-Nya, maka se-mangat persahabatan itulah yang perlu terus dijaga dan dirawat dalam keluarga. Ketika kita mawas diri bahwa kita membutuhkan relasi persahabatan, hal itu bukan jaminan bahwa kehidupan menjadi mudah. Suasana pertikaian dan keinginan bertengkar hadir di mana mana, termasuk juga dalam keluarga. Suasana semacam ini memang tidak terhindarkan, namun dalam suasana demikian hendaknya semangat persahabatan tidak mudah luntur. Tempat untuk pembelajaran itu namanya KELUARGA. Mulailah merawat semangat kepemimpinan bersahabat dari keluarga, sebab di dalam keluarga setiap anggota adalah sahabat satu dengan lainnya. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan Nya relasi persahabatan kita tidak sia-sia.

♪ KJ.406 : 2,3

Doa : (Ya TUHAN, terimakasih atas kesediaan-Mu menjadi sahabat kami)