Minggu XXIII Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 2 November 2021

♪GB.43 : 1,5 – Berdoa

Wahyu 2 : 16
Sebab itu bertobatlah!” (ay.16a)

Ada dua kata dalam perjanjian lama untuk menggambarkan makna pertobatan. Pertama ‘shuv’ yang berarti: kembali, mengubah pikiran, berhenti, berbalik (Yer 25:5). Kedua ‘nacham’ yang memiliki makna ‘kesedihan yang dalam karena penyesalan’. Dalam perjanjian baru pertobatan adalah ‘metanoia’ = perubahan hati dan pikiran. Dengan demikian terdapat tiga elemen yang substansial dalam pertobatan, yaitu penyesalan yang mendalam, yang diikuti dengan perubahan hati dan pikiran lalu berhenti serta berputar balik dari jalan yang salah. Ketiga hal ini saling terkait erat. Diawali dengan penyesalan kemudian barulah seseorang bisa mengalami kesadaran bahwa ada perubahan yang harus dilakukan agar keadaan atau peristiwa yang disesali tidak terjadi lagi. Selanjutnya mengambil keputusan dan tindakan menurut kesadaran tersebut.

Pertobatan juga memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Segala kesalahan yang telah terjadi berada di masa lalu. Masa kini atau sekarang adalah kesempatan untuk berhenti melakukan semua tindakan yang salah dan berbalik dari jalan yang keliru serta mentransformasi pikir dan rasa sehingga dapat terbentuk suatu masa depan yang lebih baik. Adalah lebih baik memaknai pertobatan sebagai kesempatan dan peluang. Kesempatan untuk menjadi diri kita yang lebih baik dan peluang untuk menemukan kehidupan yang lebih indah dan mulia dalam relasi akrab dengan Allah Bapa.

Lepaskan yang sudah berlalu. Pandanglah semua kekeliruan dan konsekwensinya sebagai suatu pelajaran; sebagai jalan menuju hikmat; bukan rasa bersalah dan penghakiman seumur hidup yang dapat menekan batin tanpa akhir. Terkadang ada jalan indah dan mulia yang kita temukan hanya setelah kita beberapa kali nyasar dan menemukan jalan buntu. Seperti slogan Gojek ‘pasti ada jalan’. Begitulah pertobatan.

♪GB.50 : 1,2

Doa : (Tuhan terima kasih untuk kesempatan dan peluang memiliki hidup yang lebih baik dan indah di dalam Engkau)