Minggu XXIV Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 9 November 2021
♪GB.116 : 1 – Berdoa
Roma 15 : 7
Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. (ay. 7)
Seorang perempuan Suku Tutsi berlari ketakutan sambil memeluk puteranya yang masih berusia dua tahun. Perempuan itu berusaha menghindari kejaran tiga orang pria dari Suku Hutu yang ingin membunuhnya. Peristiwa ini terjadi di tengah tindakan genosida atau pembunuhan besar besaran yang terjadi di Rwanda pada tahun 1994. Lama-kelamaan perempuan Tutsi itu pun terpojok dan tiba di sudut sebuah rumah. Buntu! Tapi tiba-tiba seorang perempuan muda membuka pintu rumahnya dan mengajak ia masuk. Tanpa pikir panjang ia pun masuk. Namun alangkah terkejutnya kala melihat hiasan di dinding rumah yang menunjukkan bahwa si pemilik adalah orang dari Suku Hutu. Perempuan muda itu mengangguk dan mengaku bahwa dirinya memang berasal dari Suku Hutu. Tapi ia berjanji akan melindunginya. Ia berkata, “Aku berjanji padamu sebagai seorang Kristen, bukan seorang Hutu.” Dari kata-kata perempuan muda tersebut, kita bisa menduga kalau ia menempatkan Kristus di atas status kesukuannya. Karena Kristus, ia bersedia menerima keberadaan perempuan dari Suku Tutsi.
Kehadiran Kristus, bagi Paulus, adalah berkat bagi semua orang. Di dalam Kristus, tak ada lagi sekat-sekat yang seharusnya membatasi penerimaan terhadap orang lain. Itu dapat kita lihat dalam perjumpaan Kristus bersama Zakheus yang dimusuhi karena ia seorang pemungut cukai. Atau dalam kasih yang ditunjukkan Kristus pada seorang perempuan muda yang telah berzinah dengan menyelamatkannya dari ancaman hukuman mati. Bukankah ini juga yang kita alami ketika Kristus berkenan menebus dosa-dosa kita dan menghadirkan keselamatan tanpa melihat siapa kita? Sebagaimana Kristus bersedia menerima siapapun yang datang kepada-Nya, maka marilah kita harus juga membuka diri pada siapapun tanpa melihat latar-belakang dari orang tersebut.
♪GB.116 : 2
Doa : (Ya Bapa, ajarlah kami untuk dapat menerima siapapun dan mengasihinya dalam ketulusan)