Renungan pagi, 3 April 2020

GB 285 : 1 – Berdoa

Lukas 17 : 1 – 6
“Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia” (ay 4)

Menurut Henri J Nouwen, dunia kita adalah dunia yang penuh dengan orang asing. Banyak yang terasing dari keluarga, budaya bahkan agama. Dalam keterasingan ini lalu orang asing ini membutuhkan tempat yang ramah. Tempat yang ramah adalah tempat di mana ada batu loncatan bukan batu sandungan atau penyesatan, tempat di mana ada pengampunan bukan kutukan.
Para murid tidak mudah bersikap ramah dalam konteks ini, karena itu mereka minta iman mereka ditambahkan. Menurut Yesus, iman bukan soal tambah atau kurang tetapi ada dan menggerakkan. Iman jika ada harusnya bisa menggerakkan. Menggerakkan mereka bukan dengan gerakan biasa tetapi dengan gerakan yang luar biasa yaitu mengamppuni mereka tujuh kali sehari ia berdosa dan tujuh kali ia meminta pengampunan. Memberi pengampunan secara tidak terbatas yaitu pengampunan yang didasarkan pada anugerah Tuhahn bagi mereka. Gerakan yang luar biasa adalah gerakan yang menggerakkan merka menjadi “tempat yang ramah”. Seperti rumah penerimaan di mana tuan rumah dan tamu sama bersukacita dalam suatu perjumpaan yang ramah.
Para pelayan saat ini juga tertantang menjadi ramah, menjadi rumah penerimaan. Lalu yang dibutuhkan para pelayan yang terluka dan dilukai ini bukan iman yang perlu ditambahkan tetapi bagaimana iman bisa menggerakkan mereka untuk menjadi ramah dengan pengampunan dan penerimaan, baik di antara sesama pelayan dan juga dalam persekutuan. Iman bukan dipakai untuk memusuhi tetapi untuk mengampuni.

GB 285 : 2

Doa: Berikan kami hikmat untuk memahami bahkan memberi pengampunan kepada mereka yang melukai dan topanglah mereka yang sedang digerakkan oleh man untuk terbuka pada mereka yang asing.