Renungan Malam

KJ 81 : 1–Berdoa

Lukas 1 : 21 – 25

“lnilah suatu perbuatan Tuhan bagiku. …. “ (Ay.25)

Meyakini dan mempercayakan hidup ini kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pengenalan akan Allah yang sungguh dalam keseharian ini. Menjalani kehidupan tanpa pengenalan akan Allah dengan benar, berakhir dengan kesia-siaan. Karena yang kita jumpai dan hasilkan adalah sesuatu yang biasa tanpa melihat dengan seksama sebagai keputusan Allah yang benar.
Sebagai seorang lmam seharusnya iman Zakharia kepada Tuhan tidak usah diragukan lagi. Sebagai yang benar hidupnya dihadapan Allah dan tidak bercacat (ayat 6). Tetapi dalam perikop ini adalah dampak dari meremehkan perkataan Tuhan. Lamanya ia di Bait Suci bukan karena tugasnya tetapi karena Allah menjadikanya bisu (ayat 21). Ayat 22-23 menunjukkan betapa beratnya kehidupan sosial Zakharia ketika ia bisu. Mengurung di rumah selama lima bulan dan meninggalkan tugasnya sebagai Imam (ayat 24). Akhimya dia sadar keputusan Allah tidak pernah salah untuk mengangkat harkat dan martabatnya (ayat 25). Sekelas Zakharia saja masih meragukan dan meremehkan perkataan Allah, apalagi kita yang menjumpai Tuhan kalau ada perlunya saja. Terlihat Zakharia belum mengenal Allah dengan benar, ia terjebak dengan pengertiannya sendiri.
Bagaimana dengan kita yang terjebak dalam pemahaman bahwa kehidupan ini hal yang biasa saja dan apa yang kita kerjakan sebagai rutinitas. Tanpa melihat bahwa Allah selalu berkarya dengan caranya, kita akan terjebak dalam keyakinan yang palsu kepada Tuhan.
Untuk itu berpengharapan kepada Tuhan tanpa batas. Disertai perenungan yang dalam tentang Firman Tuhan akan menghantar kita kepada kehidupan yang berbeda. Samhut dan songsong Dia yang sungguh. Allah tidak akan pernah meninggalkan anak-Nya menaruh harapan sepenuhnya kepadaNya. Harkat dan martabat akan ditambahkan oleh-Nya.

KJ 81 : 3

Doa : (Bapa, Engkaulah harapan dan pembaharuan hidupku)