Renungan Pagi 23 Agustus 2019

KJ.436 : 1,2 – Berdoa

Nehemia 6 : 10 – 19
“Ya Allahku, ingatlah bagaimana Tobia dan Sambalat masing-masing telah bertindak, pun tindakan nabiah Noaja dan nabi-nabi yang lain yang mau menakut-nakuti aku” (ay.14)

Dalam menghadapi usaha yang menjatuhkannya, Nehemia tegar berdoa dan bekerja (lih ay.14-15 kalimat ya Allahku, ingatlah…dan selesailah tembok itu). Mengapa begitu? Sebab Nehemia memerlukan hikmat dan kepekaan dari Allah, supaya ia dapat mengenali kepalsuan mereka yang menjebaknya. Seperti Semaya yang mengajaknya ke Bait Allah karena ada yang akan membunuhnya. Begitu pula Nabiah Noaya dan yang lainnya yang mengaku dirinya utusan Allah. Atau bupati-bupati tetangga seperti Tobia dan Sanbalat yang menakut-nakutinya. Mereka inilah yang menjadi “musuh di dalam selimut” yang menghambat pembangunan itu. Mereka ini “orang-orang dekat” dengan Nehemia bahkan juga mengaku sebagai utusan Allah. Pembangunan kembali tembok Yerusalem menyebabkan iri hati bangsa sekitar sehingga bupati-bupati Samaria, Amon dan Arab berupaya mengagalkannya. Antara lain memakai orang-orang sekitar Nehemia menjatuhkannya. Apalagi pembangunan tersebut juga untuk melindungi Bait Allah yang dibangun kembali oleh pendahulu Nehemia. Dengan demikian kehidupan agama Yahudi yang mengandalkan Tuhan yang telah menuntun umat Israel, leluhur mereka. Tuhan itu pula yang menuntun orang-orang Yahudi selanjutnya. Jadi pembangunan yang dilakukan tidak hanya menyangkut fisik tetapi spiritual dan ibadah kepada Tuhan.

Di masa modern ini umumnya pembangunan fisik dan material diutamakan. Pribadi maupun keluarga mengandalkan materi untuk meraih hidup sejahtera. Perjuangan Nehemia yang dibantu imam Ezra membangun kembali kesejahteraan dengan mengandalkan Tuhan sehingga mampu mengatasi usaha musuh-musuh untuk menggagalkannya. Dengan mengandalkan Tuhan kita dapat mengalangkan persekutuan yang kokoh untuk membangun kesejahteraan bersama di dalamnya Tuhan menganugerahkan berkat-Nya. Kita tidak mengejar materi tetapi persekutuan dengan Tuhan yang menjamin kesejahteraan kita lahir dan batin. Itulah prinsip kita membangun kehidupan ini bersama Tuhan.

KJ. 436 : 3

Doa : (Ya Bapa, ajar kami untuk tabah melangkah menjalani hidup ini untuk mampu mengelola berkat-Mu)