Renungan Malam 26 September 2019

KJ.178 : 1 – Berdoa

Daniel 9 : 16 – 19
Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya, Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, …(ay.19)

Kita senang jika kesalahan diampuni. Kita merasa senang karena terbebas dari sangsi yang seharusnya kita terima. Mendapatkan pengampunan dan bebas dari sangsi yang akan diterima, membuat kelegaan dan sukacita mendalam. Ini berarti ada pihak dengan pertimbangannya memberikan pengampunan kepada kita.
Masih dalam rangkaian doa Daniel (bacaan pagi), yang menyatakan pengakuan atas ketidaktaatan umat di Yerusalem, Daniel memohon pengampunan kepada Tuhan. Daniel berdoa agar murka Tuhan berlalu (ay.16). Permohonan pengampunan yang dinyatakan Daniel dengan ungkapan supaya “Tuhan menyinari Yerusalem dengan wajah-Nya, mengarahkan telinga, mendengar dan membuka mata-Nya melihat pendertaan yang umat alami” (ay.17-18). Ungkapan yang sungguh-sungguh meminta pengampunan Tuhan. Di akhir doanya, Daniel sekali lagi menyatakan agar Tuhan mendengar, mengampuni, memperhatikan dan bertindak dengan tidak bertangguh bagi kota dan umat-Nya yang selalu disebut dengan nama-Nya (ay.19). Harapan Daniel hanya pada Tuhan. Daniel hanya menantikan kasih Tuhan atas permohonannya tersebut.
Kita tidak bisa memaksakan kehendak agar kesalahan diampuni. Ada berbagai pertimbangan yang menjadi dasar bagi pengampunan yang diberikan. Jika kita memohon pengampunan dari Tuhan, Tuhanlah yang memiliki otoritas untuk memberikan pengampunan-Nya. Dengan keyakinan dan pengakuan jujur serta tidak akan melakukan kesalahan kembali, kita percaya Tuhan akan memberikan kesempatan agar kita memperbaiki diri. Mengubah perilaku buruk kepada perilaku yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang pasti semuanya hanya karena kasih Tuhan.

KJ.178 : 2

Doa : (Ya Allah, hanya kasih-Mu saja yang dapat mengampuni segala kesalahan kami)