Renungan pagi, 27 Februari 2020

KJ.405 : 1,3-Berdoa

Ada seorang murid yang sangat mudah terserang depresi yang berkepanjangan. Lalu ia datang menjumpai sang guru. Kata sang murid, “Dokter menyarankan saya agar berobat guna menyembuhkan depresi saya”. “Balk, mengapa kamu tidak melakukannya?” tanya sang Guru. Karena efek sampingnya akan merusak organ hati saya dan memperpendek hidup saya. ” Kata sang Guru,” Apakah kamu lebih suka mempunyai hati yang sehat dari pada rasa bahagia? Satu tahun “hidup” (dengan rasa bahagia) lebih berharga dari pada dua puluh tahun “tidur” (menderita depresi). Kemudian sang Guru berkata kepada murid-muridnya,”Hidup itu seperti dongeng; yang penting bukan panjangnya, melainkan indahnya.” Untuk memberi makna keindahan hidup, Paulus berpesan, “karena itu perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalahjahat (ayat 15,16).

Orang bebal adalah orang-orang yang dengan sadar mengeraskan hatinya tidak mau percaya kepada Allah. “Orang bebal berkata dalam hatinya : “Tidak ada Allah” (Mzm 53:2). Bebal artinya bodoh plus keras kepala, dan merasa diri tahu semuanya. Bagaimana tidak bebal, bila ada ikan yang merasa diri begitu hebat hingga tak bergantung pada air?” Orang-orang seperti itu akan sulit berubah, Paulus menyebut mereka orang yang tertidur. Hidup bijak adalah lawan dari hidup bebal. Hidup bijak artinya menyadari dengan sepenuh hati bahwa Tuhan itu bagaikan udara bagi manusia, bagaikan air bagi ikan. Tanpa nafas hidup dari Allah, manusia hanya sekadar debu semata. Memilih percaya kepada Allah tidak cukup hanya percaya bahwa Dia ada, tetapi bergantung penuh kepada-Nya. Menjadikan Allah bukan hanya dipinggiran dan sisa~sisa hidup kita, melainkan di pusat hidup kita.

KJ.405 : 4

Doa : (Ya Kristus, berilah kami hati yang bijaksana, agar hidup ini jadi bermakna untuk memuliakan nama-Mu).