Renungan Malam 30 Maret 2020

KJ.453 : 1-2 – Berdoa

Ratapan 2 : 17 – 22
Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan (ay.19c)

Sebelum dihukum Tuhan, bangsa Israel lebih mudah mendengarkan sekutu mereka, suara nabi dan imam yang lebih memuaskan hati dibanding berita tentang kebenaran. Kemudian situasi berubah dimana sekutu mereka menjadi seteru dan menertawakan keadaan mereka yang sedang mengalami penghukuman Tuhan. Di tengah situasi ini bangsa Israel harus menahan diri dan bersabar dalam dua hal yaitu berdialog hanya dengan Tuhan saja dan menunggu jawaban Tuhan karena saat ini Tuhan sepertinya hanya ingin menyatakan murka-Nya. Dalam keheningan, mereka hanya mampu berteriak keras mengungkapkan pikiran dan emosi mereka kepada Tuhan karena hanya Tuhanlah yang mendengarkan mereka.

Bangsa Israel yang dulu sepertinya membatasi komunikasi dengan Tuhan sekarang ditarik untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Mereka mempertanyakan banyak hal, mulai dari nasib anak-anak, ibu-ibu muda, para imam dan nabi pada hari kemurkaan-Nya. Sementara musuh atau seteru mereka menjadikan mereka sebagai tontonan dan tertawaan. Ketika Tuhan melaksanakan murka-Nya bangsa Israel tidak dapat menahannya tetapi bangsa Israel bisa meminta Tuhan melihat keberadaan mereka.

Mari kita renungkan teriakan kita yang mempertanyakan banyak hal kepada Tuhan bahkan mempertanyakan mengapa iman dan nabi harus mati di tempat kudus-Nya, seolah-olah tempat kudus-Nya tidak dikuduskan oleh Tuhan sendiri?. Mengapa para pelayan dijatuhkan Allah justru di dalam pelayanan mereka? Mungkin, Allah berkehendak agar kita terus membangun komunikasi dengan-Nya dan mendengarkan firman-Nya. Atau kita sedang dilatih Allah untuk berteriak keras kepada-Nya dalam doa kita walau mungkin Ia melakukan hal yang tidak kita harapkan. Apapun situasi kita sebagai pelayan, kembalilah membangun komunikasi dengan Tuhan sebab hanya DIA-lah yang mengerti pikiran dan perasaan kita.

KJ.453 : 2

Doa : (Ajarlah kami selalu memahami kehendak Tuhan dalam pelayanan ketika berada dalam kesusahan dan penderitaan)