Renungan Malam 18 September 2020

GB.160 : 1,2 – Berdoa

Amsal 17 : 14 – 20
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (ay.17)

Christy buruh migran yang mengadu nasib di luar negeri menuturkan kegelisahannya sehubungan dengan perilaku yang tidak menyenangkan baik dari pihak majikan di negara tersebut maupun saudara sebangsa yang menipu dengan kedok jasa tenaga kerja. Tetapi di tengah kesukaran itu, ia berjumpa dengan beberapa teman yang memiliki rasa empati yang dalam. Rasa empati yang menunjukan adanya rasa persaudaran dan solidaritas yang tinggi membuat ia bersyukur bahwa Tuhan mengirimkan banyak sahabat yang penuh kasih baik dalam suka maupun derita. Bagaimana sikap seorang sahabat di tengah dunia yang derita. Apakah seorang sahabat dapat tela berkorban dan menaruh kasih setiap saat?

Seorang sahabat biasanya menghadirkan perilaku Kerjasama yang baik, saling mengisi dalam hal pengetahuan, memberi penghargaan, melibatkan kasih saying dan perasaan yang dalam. Bila Amsal mengatakan bahwa, “seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”, maka landasannya adalah karena cinta akan Tuhan. Orang yang mencintai Tuhan akan menunjukan kerelaan berkorban seperti Kristus yang telah rela memberi dirinya bagi sahabat-sahabat-Nya. (Yohanes 15:13). Seorang sahabat akan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, tidak mementingkan diri sendiri, saling mendorong di dalam kasih, tidak memaksakan kehendak diri sendiri tetapi penuh pengertian dalam segala hal. Dalam kesukaranpun hidupnya terus menjadi berkat.

Alangkah indahnya dunia Ketika manusia dapat hidup saling mengasihi, di mana yang lapar dikenyangkan, yang haus disegerakan, yang telah dikuatkan, yang bimbang diteguhkan, yang sedih dihiburkan. Kepedulian kasih seperti ini menunjukan perilaku kasih seorang sahabat yang membiaskan kebaikan dan kemurahan.

GB.160 : 3

Doa : (Tuhan, tolonglah kami untuk menaruh kasih setiap hari baik dalam suka maupun cerita)