Renungan Malam 11 Desember 2019

KJ.417 : 1,2 – Berdoa

Mazmur 41 : 5 – 14
Kalau aku, kataku, “TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!” (ay.5)

Pengubah syair ini rupanya sakit parah (9), sehingga terbaring tak berdaya. Dalam judul namanya disebut Daud. Musuh-musuh yang membencinya, berharap ia meninggal dan namanya lenyap (ay.6). Tidak ada yang mendampinginya, dan kalau ada yang menjenguk, ‘hatinya penuh kejahatan’ (7), bahkan sahabat karibnya menentang dia (ay.10). Ia benar-benar sendirian menahan deritanya. Ia tidak lari mencari pertolongan dari tabib-tabib atau ilahi-ilahi yang dipercayai bangsa-bangsa. Ia berdoa “TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, … dan tegakkanlah aku” (ay.5,11a).

Keterhubungan dengan TUHAN adalah landasan hidup orang beriman. Setinggi-tinggi tingkat kemampuan untuk memberi pengobatan dan penyembuhan, namun keselamatan nyawa dan pemulihan ada di tangan TUHAN semata. Dialah yang menentukan perjalanan hidup (ay.13), bukan pendapat orang tentang ‘penyakit jahanam yang tidak tersembuhkan (ay.9). Acapkali orang memberi kepercayaan kepada tempat medis terkenal, kalau perlu yang ada di luar negeri. Napas hidup manusia tergantung amat dari kemurahan TUHAN! (Kej.2:7).

Yang mungkin dipertanyakan ialah keinginan orang yang menderita sakit itu untuk’ melakukan pembalasan terhadap musuh-musuhnya dan orang-orang yang membencinya (11b). Di era Perjanjian Baru, orang beriman tidak diajarkan melakukan pembalasan. Penulis surat Roma mengingatkan supaya orang beriman menyerahkan pembalasan pada TUHAN (Rm 12:9). Pembalasan adalah hak TUHAn!. Tugas kita mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Rm 12:21). TUHAN telah menciptakan alam semesta beragam dan tidak seragam. Kebersamaan dalam kepelbagaian, itulah yang dijunjung sebagai asas hakiki dalam kehidupan bersama. Firman Tuhan berkata dengan jelas, ‘Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri’ (Mat.22 : 39). Disitulah artinya mewujud-nyatakan damai sejahtera!

KJ.417 : 5,7

Doa : (Ya Tuhan, siapapun tidak luput dari kelemahan, pergumulan dan penyakit. Pertolongan selalu diharapkan dari orang-orang terdekat atau dari mereka yang mampu menyembuhkan. Namun, Engkaulah Penolong yang sejati bagi orang beriman!)