Minggu IV Prapaskah
Renungan Pagi, 13 Maret 2021

♪GB. 164 : 1 – Berdoa

Ezra 3 : 10,11
Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kash setia-Nya kepada Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorak dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan (ay. 11)

Menyanyi merupakan aktivitas yang tak terpisahkan dari kehidupan kerohanian kita. Dalam segala peristiwa kita senantiasa bernyanyi, baik dalam suasana sukacita maupun dukacita. Selalu saja ada alasan bagi kita untuk bernyanyi. Alasan utamanya adalah sebagai pujian kepada Tuhan dan ungkapan rasa syukur kepada-Nya. Pujian dan syukur yang kita ungkapkan dalam nyanyian lahir dari hati yang terdalam, tidak sekadar dari mulut. Semuanya didasari atas pemahaman dan pengakuan tentang kasih sayang Tuhan.

Tatkala dasar Bait Suci TUHAN telah diletakkan, kemudian nyanyian pujian dan syukur dikidungkan. Para imam, orang-orang Lewi dan bani Asaf menyanyi dengan bersorak-sorai diiringi ceracap. Bersahut-sahutan mereka menyanyikan pujian dan syukur: “Sebab Ia baik”. Dengan itu terungkap, bahwa nyanyian mereka yang bersifat pujian dan syukur kepada TUHAN sekaligus sebagai pernyataan iman tentang kebaikan-Nya. Keberadaan kembali di Yerusalem adalah kebaikan TUHAN. Lebih dari itu dasar Bait Suci yang dapat mereka letakkan juga merupakan kebaikan TUHAN. Bahwa semua itu terjadi karena campur tangan-Nya.

Hendaknya kehidupan kita setiap hari merupakan nyanyian pujian dan syukur kepada Tuhan. Bukankah setiap hari kita mengalami kebaikan Tuhan? Ada berjuta-juta alasan bagi kita untuk selalu menyanyikan pujian dan syukur kepada-Nya. Terutama, karena Tuhan Yesus sudah menjadikan diri-Nya dasar yang kokoh bagi kehidupan kita (band. 1 Kor.3:11)

GB. 164 : 2,3

Doa : (Segala puji dan syukur layak dipanjatkan kepada-Mu, atas segala kebaikan-Mu yang telah menjadi dasar kehidupan kami. Tolong kami terus bersaksi tentang kebaikan-Mu melalui puji-pujian yang memuliakan-Mu)